JAUHILAH PRASANGKA BAHKAN BILA ITU BENAR

JAUHILAH PRASANGKA BAHKAN BILA ITU BENAR
( Andi Abi Abdullah )

Sahabatku yang sedang menjaga hatinya dari penyakit,

Salah satu penyakit yang harus kita jaga agar tidak bersemayam dihati kita dan merusak segala aktifitas hidup adalah Prasangka.
Demikian besar efek dari prasangka sehingga kita sering jengah dengan seseorang, membenci, berlaku tidak santun, atau bahkan kita ikut menghujat ketika ada prasangka kepada seseorang.
Bukankah itu sangat mengganggu kita? Damainya hati, khusu’nya ibadah,   tenangnya hidup tiba tiba bisa rusak hanya karena prasangka.
Bahkan bila apa yang kita sangkakan adalah benar, lalu apakah untungnya buat kita? Bukankah ia punya urusan sendiri dengan Allah dan kita juga punya urusan sendiri yang bisa jadi lebih besar? .....maka jauhilah prasangka, jangan buang waktumu hanya untuk berfikir yang tidak manfaat untuk kualitas kita.

Teringat sebuah peristiwa ketika Aisyah RA difitnah telah selingkuh  seorang sahabat, tidak sedikit yang memperbincangkannya, namun juga banyak yg menyikapinya dengan sabar, menahan diri, dan meninggalkan urusan yang tidak ada hubungannya dengan diri masing masing.
Ingatlah dialog antara Abu Ayyub dan istrinya tentang peristiwa tersebut :
Wahai istriku, sesungguhnya di kota Madinah ini sedang tersebar berita tentang Ummul Mukminin Aisyah. Bagaimanakah pendapatmu tentang berita itu ? " istri abu Ayyub berbalik bertanya, „Wahai suamiku, andaikan engkau menjadi Shafwan apakah engkau pernah berpikir untuk melakukan perbuatan serong dengan Ummul Mukminin Aisyah ?"
Tentu saja tidak !", jawab Abu Ayyub.
„Wahai suamiku, jika aku menjadi Aisyah, aku pun tidak akan pernah berpikir untuk mengkhianati Rasulullah. Dan ketahuilah, bahwa Shafwan itu jauh lebih baik daripada engkau, dan Aisyah itu jauh lebih baik daripada aku. Jika terhadap kita saja hal itu tidak mungkin terjadi, bagaimana mungkin hal itu terjadi orang-orang yang lebih baik dari kita ? (yaitu Shafwan dan Aisyah)".

Sungguh indah percakapan tersebut, bagaimana seseorang dalam mensikapi adanya berita yang bersumber dari prasangka, ia tidak serta merta mempercayainya walaupun sudah menjadi “rahasia umum”, bahkan mengembalikan urusan tersebut untuk perbaikan diri, melihat sisi kebaikan yang besar dari orang lain sehingga kita tak perlu merasa lebih baik dari orang tersebut, dengan cara ini maka kita akan malu kalau membicarakan kejelekan orang lain ( andai memang jelek) karena kejelekan kita jauh lebih rendah dari pada orang tersebut, apalagi kalau hanya dari prasangka.

Sahabatku yang selalu memperbaiki diri,
Ingatlah akan pesan Allah dalam Alquran :

“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12)”

Mulai sekarang mari kita jaga diri supaya tidak terjebak dengan prasangka, kemudian kita sikapi dengan bijak dan hati hati ketika ada orang lain yang “menawarkan” prasangka, kemudian di ingatkan bila memungkinkan, atau minimal diamkan untuk tidak berkomentar atas prasangka tersebut.
Semoga dengan selalu menjaga hati dari berbagai penyakit terutama prasangka akan menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik lagi, amin.


Komentar