BELAJAR DARI NABI IBRAHIM


BELAJAR DARI  NABI IBRAHIM
Andi Abi Abdullah


Sahabatku yang gemar belajar,
Salah satu nabi yang kita bisa belajar dari riwayat hidupnya adalah Nabi Allah Ibrahim, sosk nabi yang berulang kali menghadapi permasalahan besar sebagai ujiannya, dengannya semoga kita bisa mengambil pekajaran.
1.      Ujian pertama adalah kegelisahan mencari Tuhan.
Nabi Ibrahim berakal sehat dan lurus, sehingga tidak begitu saja mengikuti kebiasaan nenek moyang menyembah berhala, juga bukan penjilat yang menjadikan raja Namruj sebagai tuhan. Dalam pencariannya ia sempat mengira bintang, bulan, matahari sebagai tuhan, namun kemudian akal sehatnya atas ijin Allah menemukan Tuhan yang sesungguhnya.

2.      Ujian kedua, mendakwahi orang tua sendiri (ayah).
Ini adalah pekerjaan yang berat, karena harus menyadarkan orang tua yang seharusnya di taati, sementara sang ayah adalah pembuat patung berhala. Namun nabi Ibrahim mampu tetap santun dalam mengajak ayahnya ke jalan Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya; “Wahai Ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong engkau sedikitpun?”. [Maryam/19:42].

3.      Ujian ketiga, dibakar denga tumpukan kayu bakar.
Siapa manusia yang tidak takut dengan api yang berkobar? Namun ibrahim dengan ketaqwaan dan keyakinannya menjalani itu,  selamat dari panasnya api yang tak mampu membakar tubuhnya.

4.      Ujian ke empat, disuruh Allah meninggalkan anak dan istrinya di gurun pasir.
Kita semua tahu bahwa nabi ibrahim sangat menginginkan anak sementara sudah sekian lama menikah dan umur mulai lanjut usia belum juga memiliki anak.
Ketika  kemudian menikah lagi dan memiliki anak, oleh Allah justru disuruh meninggalkan mereka ditengah gurun pasir.
Namun Nabi Ibrahim adalah sosok yang  memiliki ketaatan yang luar biasa, sebesar apapun rasa cinta terhadap anak dan istri, namun ketaatan kepada Allah jauh lebih besar dari pada itu, maka dilaksanakanlah perintah tersebut.
5.      Ujian ke lima, diminta menyembelih anaknya.
Belum cukup ujian dengan meninggalkan di padang pasir, ketika sang anak mulai remaja turun perintah untuk menyembelihnya. Kembali Nabi Ibrahim membuktikan ketaatannya kepada Allah, ia persiapkan proses penyembelihan anak tersebut sampai kemudian oleh Allah diganti dengan domba.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-Shaffat: 102)

Sahabatku yang pandai mengambil hikmah,
Demikian banyak ujian yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim, dengan ujian yang sangat berat, namun tak berarti luntur dan mengendur taqwa beliau kepada Allah, begitupun seharusnya kita.
Apa sih ujian hidup yang kita hadapi saat ini?
Seberat apa? Apakah menyamai Nabi Ibrahim, atau melebihinya?
Tentu tidak, bahkan tak pantas untuk dibandingkan, karena itu janganlah ujian hidup ini membuat kita jauh dari Allah,
Janganlah aral yg kita temui membuat langkah kita surut dijalan kebenaran
Janganlah cobaan yang menghampiri membuat kita marah kepada Allah
Janganlah kesulitan yang tak seberapa membuat kita lalai ibadah.
Tetaplah istiqomah, bersemangat, dan sabar dalam menghadapi persoalan hidup, karena semua itu sesungguhnya hanyalah ujian agar kita layak mendapat tempat terbaik di sisi Allah.
Yakinlah hidup yang singkat ini tak akan mampu melupakan kita dari tugas utama dan mulia kita yaitu BERIBADAH kepada Allah.

Komentar