BUKAN TULANG RUSUK BIASA


BUKAN TULANG RUSUK BIASA
Andi Abi Abdullah

Sahabatku para suami,
Salah satu nikmat dunia yang kita peroleh adalah memiliki istri yang cantik dan sholehah. Dengannya kita tak pernah bosan, dengannya kita selalu nyaman, dengannya kita berbagi harapan.
Namun ingatlah bahwa kebersamaan kita dengan istri tidaklah sekedar menjalani hidup bersama, namun ada tanggung jawab besar untuk mendidik dan membimbing mereka agar lebih taat kepada Allah.
Istri yang diistilahkan diciptakan dari tulang rusuk kita yang agak bengkok, menjadi tanggung jawab kita untuk secara bijaksana dan sabar meluruskan tulang tersebut.  
“Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri), karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk…” Dalam satu riwayat: “Wanita itu seperti tulang rusuk….” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Agar kita bisa berwasiat, memberi nasehat, mendidik dan membimbing istri tentu kita tidak boleh dalam posisi lebih bengkok dari istri.
Bagaimana mungkin kita akan mengajarkan taqwa kalau kita sendiri kurang taqwa,
bagaimana mungkin kita memerintahkan untuk banyak beribadah kalau kita sendiri malas beribadah.
Maka persiapkan diri, bekali dengan ilmu dan amal kebaikan, agar bisa menjadi teladan bagi istri dan anak anak.
Jadilah contoh yang baik bagi keluarga, contoh dalam akhlak, contoh dalam ibadah, contoh dalam mu’amalah. Bikin anak bangga dengan ayah mereka karena kebaikannya.
"Perintahakanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam menegakkannya." (AQ. Thaha: 132).

Sahabatku para suami,
Walaupun suami adalah kepala keluarga, walaupun suami yang berkewajiban mendidik anak istri, namun juga harus terbuka dengan nasehat dan masukan dari istri, karena bisa jadi dalam satu dua hal ia lebih memahami persoalan dari pada kita. Jangan hanya karena kita kepala keluarga kemudian semua mau kita harus dijalankan, padahal belum tentu kemauan kita itu benar semua. Ajaklah diskusi istrimu barangkali ada sesuatu yang terlewatkan. Ingatlah riwayat ketika para sahabat tidak segera beranjak menjalankan perintah Rasulullah untuk menyembelih hewan Qur’ban dan memotong rambut, maka Istri Rasulullah, Ummu Salamah pun memberikan gagasan kepada beliau,
“Wahai Rasulullah, apakah engkau ingin agar mereka melakukannya? Bangkitlah, jangan berbicara pada siapa pun hingga engkau menyembelih hewan dan memanggil seseorang untuk mencukur rambutmu.”
Rasulullah menjalankan nasehat istrinya dan diikuti oleh para sahabat, ini tidak mengecilkan Rasulullah sebagai kepala keluarga karena menerima nasehat istri, namun justru menunjukan kemuliaan akhlak beliau yang menempatkan istri tidak selalu sebagai penerima perintah, juga bisa menjadi penasehat yang baik.
Untukmu para istri, perbaiki dirimu, tingkatkan kualitasmu agar bisa berjalan beriringan dengan suami, saling menasehati dan melengkapi, sabar dalam perbedaan agar indah dalam menjalani kehidupan.
Untukmu para suami. Luruskan dirimu sebelum engkau mencoba meluruskan istrimu, perbaiki diri agar bisa menjadi teladan keluarga.
Bila engkau belum mampu lurus, bahkan lebih bengkok dari istrimu, janganlah berfikir untuk meluruskan tulang tulang rusuk yang lain, karena satu tulang rusuk saja belum mampu engkau luruskan.
Semoga kalian semua yang membaca tulisan ini akan menjadi lebih sabar, lebih sholeh, menjadi keluarga sakinah , bahagia sampai jannah, aamiin.  


Komentar