MENJADI SAUDARA RASULULLAH

 

MENJADI SAUDARA RASULULLAH

Andi Abi Abdullah

 

Sahabatku yang mencintai Rasulullah Saw,

Salahsatu bentuk keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan kita menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam menjalani hidup ini. Menjadi teladan berbeda dengan menjadi idola, kalau idola kita cukup dengan mengaguminya tapi teladan memiliki arti menjadi contoh yang akan kita tiru prilakunya agar selamat dunia akherat.

Allah telah menyampaikan dalam alquran surat Al Ahzab ayat 21 bahwa Rasulullah adalah teladan yang baik buat kita umat islam, umat nabi Muhammad yang mengharapkan rahmat baik saat hidup di dunia, maupun rahmat saat hari perhitungan.

 firman Allah Subhanahu wata’ala:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al Ahzab ayat 21).

 

Dari sini kita tahu bagaimana Allah telah mengingatkan kita  agar meniru Rasulullah dalam banyak hal, menjadikannya teladan dan panutan. Menjadi ukuran perbuatan yang akan dilakukan.

Maka sudah selayaknya kalau kemudian kita memberikan cinta yang sangat besar kepada Nabi Muhammad Rasullullah Saw, banyak memujinya, bersholawat atasnya, berupaya semaksimal mungkin kemampuan kita untuk meniru prilakunya yang mulia.

 

Sahabatku yang gemar bersholawat atas Rasulullah Saw,

Ada sebuah riwayat yang perlu kalian tahu bahwa kalian sangat dirindukan Rasulullah dan dijadikan saudara olehnya, pada suatu hari ketika Rasulullah sedang bersama sahabat yang lain, tiba tiba terlihat sedih dan berkata kepada Abu bakar,

“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku.”

“wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?,

 “Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.”,

“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (HR. Muslim).

Lihatlah bagaimana Rasulullah merindukan kita padahal belum pernah melihat kita?

Maka sudah sewajarnya kita memberikan kerinduan yang lebih besar atas kerinduan beliau,

Lihatlah bagaimana kita dianggap saudara oleh Rasulullah , maka adakah persaudaraan lain yang lebih istimewa dari persaudaraan dengan beliau?

Maka perbesar keimanan kita, perkuat kerinduan kita kepada beliau, agar kita menjadi bagian dari orang orang yang dianggap saudara oleh baginda Rasulullah Saw.

Lalu saat ini, ketika ada pihak pihak yang melecehkan kehormatan beliau, atas nama kebebasan membuat gambar beliau kemudian menjadi bahan olok olokan, apakah akan diam saja?

Lalu dimana rasa cinta yang selama ini kita miliki?

Dimanakah rasa “persaudaraan” yang Rasulullah berikan kepada kita?
apakah kita akan abai, anggap angin lalu, tak peduli, diam, tak ada upaya pembelaan?

 

Ya Rabb, sungguh aku bukanlah bagian dari orang orang yang diam ketika kekasihmu dilecehkan

Ya Rasul, aku bukanlah orang yang tak peduli ketika engkau dilecehkan

Masukkan aku dalam barisan saudaramu

Masukkan aku dalam barisan penerima syafaatmu

Semoga kelak kita dipertemukan di surganya Allah dan hidup diakherat bersamamu, aamiin.

 

Komentar