MATI LAMPU

 MATI LAMPU
(Andi Abi Abdullah )


Mati lampu, pernah kan kita mengalaminya? ya....sering barang kali.
tentu saat mati lampu adalah saat yang paling tidak mengenakkan, apalagi terjadi pada malam hari, terasa gelap gulita, dingin , sepi dan menakutkan.
Tapi selama lamanya mati lampu paling banter juga esok hari sudah bisa nyala lagi, coba kita bayangkan kalau mati lampu itu selamanya, dan gelap itu dalam waktu yang panjang bertahun tahun tanpa ada harapan esok hari segera hadir, menakutkan bukan?
mari kita lihat pesan Rasulullah dalam salah satu hadistnya :
, “Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi penghuninya dan Allah ta’ala meneranginya untuk mereka dengan sholatku atas mereka”. [HR Muslim: 956, al-Bukhoriy: 458, 460, 1337, Abu Dawud: 3203 dan Ibnu Majah: 1527. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih]

itulah suasana Alam kubur, terbayang tidak saat jasad kita dimasukan kelubang tanah, kemudian ditutup dengan timbunan tanah, tak ada sepercik cahayapun yang menerangi kita, gelap, dingin, sendiri, yang terdengar hanya suara cacing tanah yang pelan pelan mulai masuk ke kain kafan yang kita pakai, dan mulai menggerogoti tubuh kita.
sungguh sebuah suasana yang sangat menakutkan,
namun Allah telah membuat pengecualian,
mereka yang meninggal dalam jihad, ia tak akan merasakan gelapnya alam kubur,
mereka yang meninggal dalam khusnul qotimah akan mendapatkan cahaya dari amal baik mereka, dan akan terasa hangat dalam pelukan bumi, terasa bagai tidur panjang yang begitu indah.

وَ اِنَّ ضَغْطَةَ اْلقَبْرِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَاْلاُمّ الشَّفِيْقَةِ يَشْكُوْ اِلَيْهَا ابْنُهَا الصُّدَاعَ فَتَغْمَزُ رَأْسَهُ غَمْزًا رَفِيْقًا وَ لكِنْ يَـا عَائِشَةُ وَيْلٌ لِلشَّاكّيْنَ فِى اللهِ كَيْفَ يُضْغَطُوْنَ فِى قُبُوْرِهِمْ كَضَغْطَةِ الصَّخْرَةِ عَلَى اْلبَيْضَةِ. البيهقى و الديلمى
Sesungguhnya himpitan qubur atas mukmin itu, seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu sakit kepala kepadanya, lalu dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut, tetapi, ya 'Aisyah! Celaka orang-orang yang syak tentang Allah! Dengan amat dahsyat akan dihimpit mereka itu di qubur-qubur mereka, sebagaimana himpitan batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan Dailami]

Semua kembali kekita,
apakah kita akan memilih mengalami "mati lampu" yang pajang, yang hidup dalam gelap, dingin, rasa takut, penghancuran,
ataukah kita memilih hidup dalam alam kubur yang terang benderang, dengan rasa nyaman bagai dalam mimpi yang indah, itu bergantung pada amal kita selama hidup di dunia.
Memilih beramal sesuai tuntunan agama, atau hidup dalam tuntunan sahwat belaka,
 menjadikan Alquran sebagai pegangan hidup, ataukah hanya menjadi penghias lemari buku kita.


Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya ‘adzab qubur itu disebabkan oleh tiga hal. Yaitu mengumpat, mengadu-adu dan karena (tidak bersih dari) kencing. Karena itu jagalah diri kalian dari tiga hal tersebut”. [HR. Baihaqi]

semoga kita memilih menjadi orang orang yang "lampunya selalu menyala" selama di alam kubur, sehingga ketika dibangunkan nanti kita akan terkaget serasa baru di kubur hari kemarin, kemudian kemudahan demi kemudahan akan kita lalui di hari perhitungan, amien.

Komentar