UBAN ITU......!!!

Seperti biasa , pagi hari siap siap untuk melakukan aktifitas pagi , bercermin dan menyisir rambut, terlihat ada warna putih yang terselip diantara hitamnya rambutku...DEG!!!...ya, ternyata selembar uban telah datang menemuiku, menjalankan perintah sang Maha Pemilik untuk memberi peringatan kepadaku.

Selamat datang wahai Utusan Allah, hadirmu mengingatkan ku bahwa hidup ini bukanlah sebuah tujuan, hidup ini bukanlah akhir dari cerita panjang, namun merupakan sekedar persinggahan untuk hidup yang sangat panjang.
mulai deh, menghitung umur, kalkulasi berapa kira kira jatah hidup  yang masih kita punya (ups, ......emang yakin kita dikasih jatah panjang?)
 nah dari sisa hidup kita itu, apa aja sih yang akan kita lakukan agar kelak kita menjadi bagian dari orang orang yang mendapatkan surganya Allah?
sepertinya sudah harus dimulai dari sekarang, karena peringatan itu telah datang ( uban!!!)
mulai menata diri, menata hidup, menata akhlak, menata ibadah mempersiapkan bekal untuk akherat nanti.
kurangi aktifitas yang sia sia, yang sekedar buang buang waktu, yang tak memiliki nilai ibadah atau bahkan yang bisa menjerumuskan kita kepada DOSA.

Uban, benda kecil putih itu ternyata adalah utusan, ya utusan dari yang Maha Indah untuk memperindah rambut kita, jadi dua warna. Uban itu membawa pesan bahwa akan segera datang utusan utusan yang lain yang punya pesan sama, bahwa jatah hidup kita di dunia tak lagi panjang, karenanya sambut ia dengan baik , terima pesannya dan senangkan pengirimnya dengan segera menjalankan makna dari pesan tersebut.

Uban, ketika mulai sampai dan muncul di kepala kita, bukanlah dengan buru buru di cabut dan dibuang begitu saja, tapi fahami maknanya, terima nasehatnya kemudian mulailah memperbaiki diri lebih baik lagi. Jadikan uban sebagai pelajaran, jadikan sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i.)

"pintu itu makin dekat,
              dan kita pasti akan melewatinya
                   seperti apakah keadaan dibalik pintu itu?
                             akan tergantung seperti apa  kita akan mengetuk pintu itu

pintu itu kian dekat,
           tak perlu lagi tengok ke belakang
                      bila sekedar hasilkan sesal
                                bawalah bekal terbaik , agar dibalik pintu itu adalah istana terbaik

pintu itu akan terbuka
          untuk kita,
                 dan menunggu kita yang pasti akan datang."

Komentar