SUSAHNYA BERPUASA

Puasa di bulan romadhon tentunya bukan hal baru buat kita, sudah berulang setiap tahunnya. Namun apakah puasa kita telah menjadi puasa yang diharapkan Allah atau tidak, ini yang perlu kita cermati, kenapa? karena telah sekian kali kita melakukan puasa romadhon tapi sepertinya kita masih jauh dari taqwa, bukankah kata Allah barang siapa berpuasa di bulan romadhon maka balasan terbaiknya adalah menjadi taqwa.
Marilah kita teliti kembali proses puasa yang kita jalani, benarkah puasa kita telah bagus atau malah telah kita rusak dengan prilaku kita, ahlak kita, dan hanya sisakan lapar dan haus saja.
Setelah saya cermati pada diri saya sendiri, ternyata memang puasa tak semudah bayangan selama ini, bagaimana tidak, sejak diawali dengan makan sahur kita mulai dengan makan sahur sambil menonton televisi dengan memilih saluran yang tidak mendidik, begitu masuk pagi, dan kita mulai bergaul dengan orang lain, maka lidah ini tak lagi terjaga, berbagai kosa kata yang tidak sepantasnya sering kali keluar, prilaku , ego, dan sombong sering kali menghinggapi kita sejak di pagi hari. Rasa sosial yang seharusnya kita dapatkan karena berpuasa malah sering kali telah mati. Memang benar kita tidak makan dan minum karena berpuasa, tapi mulut kita, hati kita, fikiran kita tak terjaga dan tidak berpuasa dalam bermaksiyat kepada Allah.

Baiklah, anggap saja kita telah mampu menjaga mulut, hati, fikiran kita sepanjang siang hari, hingga masuk waktu berbuka. apakah kemudian kita telah dianggap sukses dalam berpuasa? ternyata belum, kita belum tentu mampu menjaga puas kita agar tidak rusak. Begitu masuk berbuka maka mulailah kita diperbolehkan untuk makan dan minum, sayangnya seringkali tanpa kita sadari ini merupakan awal juga kita melakukan berbagai penyakit hati, mulai tak terjaga lidah kita, dan kita merasa tidak terbebani karena merasa telah selesai berpuasa dan sudah berbuka. Padahal seharusnya, sepanjang hari kita menjaga diri dari penyakit hati,  menjaga mulut itu adalah sarana pembelajaran, yang artinya setelah kita mampu jaga sepanjang hari ini maka berikutnya selalu kita jaga kapanpun itu. masih berpuasa maupun telah berbuka.

mungkin inilah yang sebenarnya menahan umat ini dari sejahtera, dari kehidupan yang tentram dan damai, karena sudah berulang kali berpuasa namun sekedar mendapatkan lapar dan hausnya saja, mungkin ini yang perlu kita perbaiki mulai romadhon kali ini agar puasa kita benar benar menghasilkan orang orabg yang bertaqwa, dan tentunya akan menghasilkan kesejahteraan, kemakmuran kedamaian bagi semua, semoga.

Komentar