BAJU SIAPA YANG COMPANG CAMPING?


Masih soal ramadhan, berpuasa itu bagaikan kita memakai baju baru saat mulai subuh tiba, kemudian kita disuruh menjaga agar baju itu tetap baru, utuh, indah hingga waktu magrib tiba untuk kemudian kita tetap jaga sepanjang hidup kita.
Mudahkah?
tentu mudah apabila memang kita telah terbiasa menjaganya, sebelum ramadhan sudah biasa dengan akhlak yang baik, ibadah yang rajin, hati yang bersih.
tapi bagi yang belum, proses menjaga ini adalah kerja yang berat.
Dimulai pagi hari  melihat tayangan infotainment yang berisi isyu dan  gosip, media sosial berisi hoax dan caci maki sementara kita aktif terlibat didalamnya, ini baru satu kesalahan,
artinya ibarat puasa adalah baju baru,  maka saat menonton gosip itu maka kita telah melobangi atau menyobek baju yg kita pakai.
berikutnya  mulai berangkat kerja, entah kekantor, ke pasar atau tempat tempat lain,
dijalan saling mendahului , bersenggolan, muncul makian, sumpah serapah, berlobang lagi baju (puasa) yang kita pakai.
dikantor mulai bekerja dengan nafsu tanpa melihat halal haram, saling menjatuhkan, sombong atas prestasi.
Banayak berbohong ke cslon clien atau ke atasan dan lain lain.

robek dan berlubang lagilah baju kita?

makin siang makin banyak saja kesalahan yang kita buat, iri, dengki , hasad, sombong, culas. serakah. silih berganti kita lakukan hingga menjelang sore hari.
Dan saat magrib tiba kira kira seperti apa bentuk baju yg kita pakai ?
 masih utuh dan baru kah?
masih indah?
atau telah compang camping tanpa bentuk?

 memang benar kita masih pakai baju, tapi baju yang telah rusak parah tanpa bentuk. Mungkin seperti itu pula puasa kita,  berpuasa tapi pahala puasa habis, rusak, dan hanya sisakan lapar dan haus saja.
Seperti itukah kita?

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari no.1804)
Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, ”Hasan Shahih.”)
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus : 
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah) 

karenanya wahai saudara saudaraku seiman, mari kita jaga puasa dibulan ramadhan ini dari berbagai penyakit hati, isi hari dengan yang bermanfaat, jaga dengan baik agar nanti saat sore hari "baju" yang kita pakai masih tetap baru dan indah, masih ada waktu,  masih bisa kita berharap mendapatkan baju baru untuk menyambut hari idul fitri nanti.

selamat berpuasa, semoga kita adalah bagian dari orang orang yang mendapatkan gelar istimewa dari Allah berupa gelar "mutaqin" aamiin. 

Komentar