Kemana Perginya Ramadhan Itu?

Masih terbayang saat hari hari indah ramadhan,
Saat setiap orang terlihat bersemangat dalam membicarakan ibadah, Dalam pertemuan, majelis, tongkrongan, semuanya tak lepas dari obrolan segala sesuatu tentang puasa

Masih terbayang banyaknya orang yang berjualan makanan maupun minuman dipinggir jalan, di gang gang, untuk persiapan berbuka puasa. Pasar pun terlihat rame, karena masyarakat ingi memasak yang lebih istimewa dari biasanya, untuk sahur atau berbuka puasa.

Masih terngiang suara suara kajian, bacaan alquran, bahkan sholawatan yang bergema memberikan gambaran betapa rame dan semaraknya hari hari ramadhan.

Dan masih teringat bagaimana jalan menuju masjid begitu rame, tua muda, anak anak, orang tua, berbondong bondong menuju masjid mengisi hari dengan ibadah secara maksimal, demi mendapatkan keberkahan sebuah gelar taqwa.

Sekali lagi masih tergambar bagaimana hangatnya suasana malam, dengan suara tartil bacaan alquran, dengan  ramenya anak anak membangunkan sahur, dan saat indah bermunajat pada Allah, dalam sujud panjang yang begitu indah.

Namun semua itu terasa hanya sebuah kenangan, hanya sebuah masa yang telah lewat, indahnya pembicaraan tentang ibadah sudah lagi usang, merdunya bacaan alquran tinggal kenangan, keramaian orang orang yang berbondong2 menuju masjid hanyalah tinggal kenangan, lalu kemanakah mereka semua itu?

bukankah ramadhan adalah sarana pembelajaran? maka saat inilah harusnya kita praktekan apa yang kita pelajari semasa bulan rammadhan itu.
bukankah ramadhan adalah bulan latihan? maka saat iilah harus kita praktekan.

maka marilah, kita jaga semangat ibadah ini sebagaimana saat ramadhan kemarin, kita biasakan rajin kemasjid sebagaimana kemarin, kita rajin baca alquran sebagaimana kemarin, kita rajin ibadah , amal, sedekah, sebagaimana kemarin.

Karena ramadhan adalah sarana peningkatan diri, kalau kemudian kita masih sama seperti saat sebelum ramadhan maka kita adalah golongan yang merugi, golongan yang takmendapatkan manfaat dari ramadhan.
selagi belum terlalu lama pergi, mari tumbuhkan lagi semangat ibadah ini, dan banyaklah memperbaiki diri hingga insyaAllah ketika kita bertemu dengan ramadhan tahun depan maka saat itu kita telah siap dengan tantangan baru, pelajaran baru, dan kelas baru, jangan sampai tiap tahun menemui ramadhan hanya di kelas yang sama setiap tahunnya, sungguh itu adalah sebuah kerugian yang besar.

perbaiki diri dan praktekan apa yang telah engkau pelajari selama ramadhan, kemudian jadilah pribadi yang layak mendapat gelar mutaqin, semoga.

Komentar