SEBUAH TESTIMONI

Asslamu'alaikum wrwb,

Sahabat sahabatku yang di rahmati Allah,
Ada beberapa sahabat yg menanyakan tentang mundurnya saya dari beberapa komunitas, kolompok, aktifitas2, dan kegiatan yang dulu banyak saya geluti. Timbul keheranan karena dunia saya yg selalu bergerak kemudian seperti hilang tanpa jejak. Beberapa sahabat tersebut berusaha ingin tahu alasan atau pertimbangan apa yg menyebabkan saya mengambil keputusan keluar dari berbagai kegiatan yang selama ini saya tekuni. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka InsyaAllah akan saya jawab dalam TESTIMONI ini.

Sejak kecil saya telah aktif dan senang dalam berbagai kegiatan , bisa di bilang selalu menonjol dalam setiap organisasi yang saya ikuti, perjalanan panjang yg telah saya jalani menyebabkan saya makin asyik dengan dunia organisasi, dunia sosial, dalam komunitas komunitas yg memungkinkan saya terlibat didalamnya.
Awalnya semua berjalan lancar, tapi semakin lama saya merasa semakin hambar, sepertinya ada sesuatu yang dengan mudah membuat saya cepat menonjol, namun tak sedikit juga yang kurang menyukai kehadiran saya kemudian muncul konflik. Setelah melewati sebuah perenungan yang panjang, bahkan hingga bersimpuh di depan Ka'bah maka saya menemukan sebuah kesadaran penting yang insyaAllah akan menyebabkan hidup saya bisa menjadi lebih baik lagi.

Kesadaran yang pertama adalah saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam berfikir sehingga mampu menganalisa sebuah masalah, kemudian menemukan solusi dengan cepat atas permasalahan tersebut, ini adalah anugerah yang Allah berikan dan tidak diberikan kepada semua Orang, barangkali ini salah satu sebab sehingga seringkali saya mudah menonjol dalam dialog, diskusi dan semacamnya.
Kesadaran yang kedua adalah saya bersyukur kepada Allah SWT  atas kelebihan yg diberikan kepada lidah yang saya miliki sehingga mudah dalam merangkai kata, mampu berimprosisasi dengan baik dan bisa menggunakan kata dengan jelas, tajam dan punya tenaga untuk mempengaruhi orang lain.
Kesadaran yang ke tiga dan ini yang paling penting adalah, adanya keadilan Allah, setelah saya mendapatkan dua kelebihan diatas, kemudian Allah memberikan keadilan dengan mengurangi di bidang yang lain, yaitu kelembutan hati dan rasa empati.
Saya sadar dengan sepenuhnya bahwa kelembutan hati dan empati akan sangat penting dalam pergaulan agar kita mampu menjaga perasaan orang lain, mampu menjaga ukuwah dg baik, dan meminimalisir konflik.
Tanpa adanya kedua hal tersebut maka akan menjadi keras sikap dan omongan kita, akan menjadi tajam ucapan kita sehingga banyak orang yang akan tersakiti atau tersinggung atas pernyataan pernyataan yg keluar dari mulut kita.
Saya memahami bahwa dalam sebuah diskusi, atau dialog, akan mudah muncul ide ide brilian , dan akan mudah menemukan kelemahan dari pendapat, ide orang lain. ini adalah buah dari kelebihan yang diberikan Allah yaitu fikiran dan lidah, namun di sisi yg lain dengan lemahnya kelembutan hati dan kurangnya empati sering kali saya dengan mudah mementahkan ide omongan orang lain tanpa berfikir itu akan menyakitkan orang tersebut. saya bisa dengan cepat menemukan kesalahan pendapat orang lain dan menolaknya segera, tanpa berusaha bijak dalam mensikapinya, Saya bisa memenangkan sebuah perdebatan dalam sebuah diskusi,   namun dalam sebuah diskusi bukanlah mencari kalah dan menang, perasaan kalah pada orang seringkali menyebabkan sakit hati yang akan buruk buat kebersamaan. Dengan mudah saya bisa menemukan ide seseorang yang salah, dan mementahkannya dengan gampang, tanpa berfikir setiap ide harus dihormati terlepas dari benar dan salahnya sebuah ide. Kurangnya kelembutan hati dan empati menyebabkan saya menjadi arogan, mau menang sendiri dan banyak menimbulkan konflik
Pernah ada yang bicara memberikan saran  kepada saya, ide ide kamu itu bagus dan benar, tapi ketika ada yang tersakiti maka ia akan menolak ide tersebut sebenar apapun ide tersebut,  saya merasakan bahwa nasehat orang tersebut adalah tepat buat saya.
Atas kesadaran tersebut kemudian saya berfikir , merenung  bahwa sebaik dan sebanyak apapun amal yang aku lakukan , kalau kemudian menyakiti orang lain, maka amal tersebut akan habis dan tidak ternilai lagi. Kemudian saya membuat keputusan penting untuk merubah segala aktifitas saya, menarik diri , menghindari menyakiti orang lain  dan lebih banyak berbuat untuk Allah, dan bercengkrama denganNya.
Kesadaran ini membuat saya lebih faham bahwa mencari ridho Allah jauh lebih penting dari segalanya, memurnikan tauhid jauh lebih bernilai dibanding amal yang banyak tapi keropos oleh penyakit hati.
banayk beraktifitas sosial kemudian tak tahan dengan pujian, mudah merasa bangga, mudah merasa bermanfaat untuk orang lain, sesungguhnya adalah bagai membangun perahu kertas, indah memang, tapi akan segera tenggelam dalam basahnya danau yg dalam. Dan saya fikir akan sia sia belaka.
Dalam proses pencarian tersebut kemudian saya teringat dengan sosok Julaybib, Seorang sahabat Rosulullah yang sangat tidak dikenal sahabat yg lain, namun ternyata sangat dikenal penduduk langit, Beliau bukan siapa siapa dalam kancah dakwah Rosul, bukan siapa siapa dalam barisan tentara Rasulullah, bahkan saat Julaybib  meninggal, gugur dalam jihad  tak ada sahabat yg merasa kehilangan, namun ternyata Rasulullah sangat menyayangi julaybib, dan memuliakannya.
Saya juga teringat dengan kisah Uwais Al Qorni, seorang penduduk desa terpencil yang tidak begitu dikenal masyarakat , bahkan yg mengenal menganggap tidak waras, tapi ternyata Uwais Al qorni begitu di muliakan Allah bahkan setiap doanya langsung di dengar dan di ijabah Allah SWT, yang dilakukan Uwais adalah memurnikan tauhid dan berbakti kepada Ibunya.

Inilah kemudian yang menguatkan saya untuk membuat sebuah keputusan penting , mengikuti nasehat dari Shahabat Abdullah ibnu mas'ud, beliau mengatakan
 
 ”Jadilah kalian yang dikenali para penghuni langit namun kalian tidak dikenal para penghuni bumi.” [Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu dari Ibrahim bin Isa, Shifatush-Shafwah, 1/415]

juga mengikuti nasehat nasehat Imam Hasan Al Basry , beliau mengatakan

 “Adakalanya seseorang sudah hafal Al Quran, sementara tetangganya tidak mengetahuinya. Adakalanya seseorang memiliki banyak pengetahuan, namun orang-orang tidak merasakannya. Adakalanya seseorang mendirikan shalat yang panjang, sementara di rumahnya ada beberapa orang tamu dan mereka tidak mengetahuinya. Kita mengenal beberapa orang yang melakukan amal shalih secara sembunyi-sembunyi selagi di dunia, namun kemudian pengaruh amalnya itu selalu tampak sepeninggalnya…” [Al Akhfiya' al Manhaj wa as Suluk, oleh Walid ibn Sa'id Bahakam].

Dan saya memutuskan untuk menjadi orang yang hadirnya tidak di tunggu, perginya tidak di cari, ada dan tiadanya tiada orang yang peduli.
Ini adalah keputusan besar yang saya ambil semata mata ingin meraih ridho dari Allah SWT.

Sahabat sahabatku yang di rahmati Allah,
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing masing, dan cara  kita dalam menyikapi kelebihan dan kekurangan secara bijak , itulah yang akan meningkatkan nilai kita di hadapan Allah, mungkin cara ini adalah yang terbaik buat saya, tapi tidak buat antum semua. Bisa jadi karena potensi yang antum miliki justru lebih tepat untuk melakukan yang sebaliknya. Karena itu saya berharap antum semua mau dan mampu menemukan kelebihan dan kekurangan masing masing untuk kemudia melakukan pilihan terbaik dan bijak demi mendapatkan Ridho dari Allah SWT .
Semoga kita semua menjadi hamba yang dicintai penduduk langit dan masuk dalam daftar penduduk surga bahkan sejak kita masih ada di dunia ini, amin.

 Wassalamu'alaikum wrwb

Komentar