BERHARAP DARI DEMOKRASI ?

Assalamu'alaikum wrwb

Sahabat sahabatku yang dirahmati Allah,
Di era modern ini atau seringkali orang menyebutnya dengan era demokrasi semua menuntun adanya kebebasan mutlak dalam berbagai hal. Demokrasi berarti kebebasan berbuat, berbicara, berkehendak,  dimana kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, bahkan sempat muncul faham dan pemikiran bahwa suara rakyat adalah suara tuhan.
Benarkah itu?
Mari kita fahami secara sederhana apa arti demokrasi dipandang dari sudut pandang orang orang pinggiran.
Demokrasi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak, dalam hal ini yang sedang rame dibicarakan adalah pesta demokrasi yang di sebut PEMILU/PILKADA . Pemilu menjadi ajang untuk mencari dan memilih pemimpin sebuah negara.
Apakah dengan cara DEMOKRASI akan bisa menghasilkan pemimpin yang terbaik dan amanah?
mari kita belajar pada alquran yaitu QS Al-Qashash: 26,
 Allah SWT berfirman: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai bapakku, ambillah ia (Musa) sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat (al-qawiyy) lagi dapat dipercaya (al-amin)"
 
Dalam ayat tersebut, Musa as disifati memiliki dua sifat yaitu al-qawiyy (kuat) dan al-amin (bisa dipercaya). Inilah dua sifat yang harus dimiliki oleh seseorang  yang “bekerja untuk negara”. Dua sifat tersebut adalah al-quwwah yang bermakna kapabilitas, kemampuan, kecakapan, dan al-amanah yang bermakna integritas, kredibilitas, moralitas.
Sosok pemimpin lainnya yang disebutkan oleh Al-Qur’an adalah Yusuf as.
Dalam QS Yusuf: 55, Allah SWT mengabadikan perkataan Yusuf as kepada Raja Mesir: “Yusuf berkata: ‘Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
Dari ayat diatas, kita mengetahui bahwa Yusuf as itu hafiizh (bisa menjaga) dan ‘alim (pintar, pandai). Inilah dua sifat yang harus dimiliki oleh seseorang yang “bekerja untuk negara”. Dua sifat tersebut adalah al-hifzh yang tidak lain berarti integritas, kredibiltas, moralitas, dan al-‘ilm yang tidak lain merupakan sebentuk kapabilitas, kemampuan, dan kecakapan.
Jadi kesimpulannya, kriteria pemimpin yang baik menurut Al-Qur’an adalah yang kredibel dan juga kapabel. Dua-duanya harus ada pada diri seorang pemimpin, bukan hanya salah satunya. Jika seorang pemimpin hanya kredibel tapi tidak kapabel, maka urusan akan berantakan karena diserahkan pada yang bukan ahlinya. Rasulullah saw bersabda, “Jika urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya”. Sebaliknya, jika seorang pemimpin hanya kapabel tapi tidak kredibel, maka dia justru akan ‘minteri’ rakyat, menipu rakyat, menjadi maling dan perampas hak-hak rakyatnya, dan tidak bisa dijadikan sebagai contoh dan teladan.

jadi 2 hal yang harus dimiliki adalah kredibel dan kapabel, lalu siapakah yang bisa menilai seseorang itu kredibel dan kapabel? tentunya adalah orang yang faham akan dua hal tersebut. orang yang faham akan mampu menemukan orang yang punya dua sifat tersebut, tapi kalau pilihan itu diberikan kepada semua orang maka tidak akan mendapatkan orang yang tepat,  peluang terjadinya salah pilih menjadi sangat besar.
Padahal dalam era demokrasi semua orang menjadi punya hak memilih siapa yang punya dua kriteria tadi, maka demokrasi akan memilih orang yang salah.
 Inilah kesalahan utama dalam prosese demokrasi, semua orang diberi kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik versi masing2. maka pencuri akam memilih pencuri, pemabuk akan memilih pemabuk dan seterusnya.

Bagaimana seharusnya agar mendapatkan pemimpin yg memiliki kriteria tersebut?
Caranya adalah ,
 pertama , membentuk Tim atau perwakilan ( Dewan syuro)dimana syarat untuk menjadi anggota tim tersebut dibuat sebagus mungkin agar yang bisa masuk kedalam tim tersebut adalah orang orang yang sangat ahli dibidangnya dan amanah. Keahlian orang orang yg akan masuk dalam tim ini di uji publik atas keahliannya dan dilakukan penelusuran secara serius atas sikap amanahnya.
kedua, Setelah Tim ini terbentuk ,langkah berikutnya Tim ini bersidang membuat kriteria yg lebih sulit lagi untuk menjadi pemimpin negeri ini. Syarat ini diujikan ke publik agar bisa dilakukan kontrol oleh umat.
ketiga, setelah syarat  disahkan maka dengan syarat tersebut dilakukan pencarian sosok pemimpin yang memenuhi kriteria , untuk kemudian di uji publik dan apabila tidak ada masalah ditetapkan sebagai pemimpin., maka terpilihlah pemimpin yang memiliki dua syarat utama kredibel dan kapabel.

itulah cara mendapatkan pemimpin yang terbaik untuk negeri ini, bukan dengan demokrasi.
karena tidak ada ": suara rakyat adalah suara tuhan" , Suara Tuhan adalah kebenaran, sedang suara rakyat adalah suara terbanyak, siapapun pemiliknya.
Jadi Masih berharap dengan DEMOKRASI?


Wassalamu'alaikum wrwb
 

Komentar