Jangan Memberikan yang "SISA" untuk Allah!!

Assalamu'alaikum wrwb ,

Saudara saudaraku yang ku cintai karena Allah,
Di pagi yang indah ini marilah kita renungi betapa banyak nikmat yg telah Allah berikan kepada kita,
andaikan saat tidur tadi kemudian kita tidak  bangun bangun lagi, maka berakhirlah kita didunia ini. Atau saat bangun ternyata mata atau mulut kita tak berfungsi, maka repotlah kita saat ini, tapi ternyata Allah begitu baik dengan segala nikmatnya, kita bangun pagi dengan sehat, keluarga kita bahagia, dan pekerjaan yang hebat menanti kita. Alhamdulillah.
Lalu bagaimana dengan syukur kita atas segala kemurahan dan nikmat yang Allah berikan tersebut?
Sudahkah kita benar benar bersyukur, tidak hanya dengan ucapan mulut saja atas nikmat yang Allah berikan?

Saudara saudaraku yang ku cintai karena Allah,
ingatlah akan peringatan Allah ini :
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS.23:78)
Dalam ayat tersebut Allah telah mengingatkan kita tentang nikmat yang Allah berikan sekaligus mengingatkan kita betapa amat sedikit dari kita yang mensyukuri nikmat tersebut. Karena itu maka mari kita menghitung diri, muhasabah atas apa yang kita lakukan selama ini agar timbul rasa syukur yang besar atas setiap nikmat yang telah Allah berikan.
Selama ini ketika ada yang mengingatkan tentang ibadah kepada Allah, tentang memberikan waktu untuk Allah, berbicara tentang Islam maka dengan cepat kita mengatakan bahwa hidup itu harus sedimbang antara dunia dan akherat, jangan mikir akherat saja.
Tapi, tanyalah ke dalam lubuk hati ini, benarkah perkataan itu? Benarkah kita sudah memposisikan timbangan dunia dan timbangan akhirat pada posisi yang sama tinggi jika takarannya harus seimbang? Dalam pekerjaan kita sering berusaha untuk datang tepat waktu. Jika sekali saja terlambat maka keesokan harinya akan bangun dan berangkat lebih awal agar tidak terlambat lagi. Tapi kita jarang sekali khawatir karena telah mengakhirkan shalat, bahkan kalau sedang asyik biasanya kita dengan tenang meninggalkan kewajiban tersebut tanpa ada sesal yang singgah di hati . Kita selalu berpenampilan rapi, harum dan segar setiap pergi ke kantor. Namun dalam sujud kepada Alloh kita cukup memakai kaos oblong dan sarung seadanya Masih banyak hal-hal lain dimana kita tidak adil dalam menempatkan antara dunia dan akhirat. Padahal, seandainya kita mau sedikit mempelajari, apa yang kita lakukan dalam 24 jam bisa bernilai ibadah. Namun untuk mempelajarinya badan ini sudah terlampau letih oleh setumpuk pekerjaan. Saking letihnya kita sering ketiduran untuk melaksanakan shalat isya. Namun, meskipun badan ini letih terkadang kondisi badan bisa menjadi fit kembali ketika ada panggilan dari atasan meskipun itu tiba-tiba . Begitu pun pada hari libur di akhir pekan. Dengan alasan istirahat kita menghabiskan waktu dengan tidur, nonton tv, shopping, ke bioskop, hang out, dll. Sangat jarang dari kita untuk meluangkan waktu sesaat untuk sekedar membaca satu ayat dari ribuan firman Alloh. Bahkan meskipun tidak bekerja kita masih saja tidak dapat melaksanakan shalat tepat pada waktunya.

Saudara saudaraku yg kucintai karena Allah,
Kalau mau jujur, maka kita akan akui bahwa selama ini ibadah yang kita lakukan adalah bagian terkecil dari waktu hidup yang kita jalani. Ibadah yang kita lakukan hanyalah sisa waktu dari aktifitas kita selama ini.
Sholat dilakukan pada sisa waktu kerja,
Baca Alquran dilakukan disisa waktu baca internet
Dzikir dilakukan disisa waktu ngobrol
Infaq dilakukan di dari sisa uang jajan
Belajar ilmu agama dilakukan di sisa waktu istirahat
Maka merugilah kita apabila setelah menyadari ini semua kemudian kita tidak segera berhijrah, melakukan perubahan dan perbaikan diri, dan memberikan waktu yang cukup untuk beribadah daqn bersyukur kepada Allah SWT.
Kadang sering terlintas dalam benak kita, kenapa sudah sering berdoa tapi belum juga di kabulkan oleh Allah?
Bisa jadi salah satu factor penghambat dikabulkannya doa  adalah karena kita masih sebatas sisa dalam penghambaan kepada Allah SWT.

Terakhir , marilah kita merenungi setiap nikmat yang kita miliki saat ini, kemudian jadikan kesadaran akan nikmat itu sabagai semangat untuk banyak bersyukur kepada Allah, dan berikan yang terbaik dalam ibadah kita kepada Allah , bukan lagi yang tersisa. Semoga kita semua menjadi Hamba Allah yang pandai bersyukur amin.

                “Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan. Namun, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban.”


Komentar