BELAJAR IKHLAS


Sahabat sahabatku calon penghuni surga,( insyaAllah)

Romadhon telah memasuki pertengahan,
tidak sedikit saudara saudara kita yang telah lelah dan berhenti di pertengahan periode,
cukup banyak saudara kita yang mulai kehilangan semangat mengejar kemuliaan romadhon,
sibuk dengan persipan baju buat lebaran, kue kue yang harus di bikin atau dibeli, atau sibuk dengan persiapan mudik yang sudah di nanti.
Namun saya tetap berharap kalian sahabatku calon penghuni surga (insyaAllah) masih istiqomah dan makin semangat menikmati romadhon ini.

Telah banyak yang kita pelajari sepanjang Romadhon ini, mulai dari cara berpuasa, hikmah puasa, berbagai amalan sunah dan aktifitas ibadah lainnya.
Telah banyak ustadz, ulama, kyai memberikan pencerahan kepada kita supaya rajin dalam beribadah dan banyak mencari pahala, karena di bulan ini pahala di obral sama Allah, semua dalam rangka mencari ridho Allah.

Sahabat sahabatku calon penghuni surga (insyaAllah)
di bulan suci ini saya ingin mengajak antum semua untuk bersama sama belajar puncak dari ibadah yaitu IKHLAS.
kenapa saya bilang ini adalah puncak ibadah? karena tanpa ikhlas apapun amal ibadah kita yang sudah kita jaga dengan ilmu akan sia sia dan tidak mendapatkan nilai dihadapan Allah SWT.

Ikhlas artinya adalah perbuatan yang disandarkan untuk Allah dan hanya karena Allah.
hanya Allah yang kita jadikan tujuan dari seluruh amal perbuatan kita.

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ 

Artinya:  Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam  Al-An'am ayat 162

Ayat tersebut jelas menyebutkan bahwa kita melakukan sholat, ibadah, bahkan hidup dan mati kita semata mata hanya untuk Allah, murni, bersih, tanpa niatan yang lain.
 Jangan sampai  beramal karena sebab lain, bahkan janganlah berbuat baik, berakhlak baik karena ingin di anggap baik oleh orang lain,  tapi berbuat dan beramal baik , berakhlak baik karena ingin di lihat baik oleh Allah.
Ketika dalam melakukan sebuah aktifitas kemudian  masih senang di puji,
senang disebut nama kita,
berarti masih ada penyakit riya dan sombong dalam hati, belum sampai ke titik ikhlas.
Ketika amal perbuatan di kritik,
di cela,
tidak dipedulikan orang lain
janganlah menjadikan  sakit hati atau kecewa, artinya hati kita masih belum bisa Ikhlas,
karena kita hanya mengharap penilaian Allah maka cukup Allah saja yg kita harapkan penilaiannya.

“Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Daud dan Nasa’i)

Dan yang tak kalah pentingnya juga adalah jangan sibukkan diri dengan menilai keikhlasan orang lain, karena sesungguhnya hanya Allah yang Maha tahu kadar keihlasan seseorang.
Tugas kita adalah belajar dan terus belajar untuk menjadi ikhlas.
Ketika ada saudara yg bersedekah kemudian disebutkan atau di ceritakan kepada yang lain, maka tak perlu kita menilainya tidak ikhlas , bisa jadi itu adalah upaya orang tersebut  memberikan pengajaran kepada kita agar melakukan hal yang sama, tujuannya Syi'ar kebaikan.
Adapun proses memberinya tetap dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
Belum tentu yang sembunyi sembunyi lebih ikhlas, bisa jadi bisikan setan yang begitu halus menyusup dalam hati kita, hingga menimbulkan rasa bangga diri tidak diketahui orang lain.

Yang terpenting adalah perbaiki diri, terus belajar menuju Ikhlas, hilangkan hasrat menilai keikhlasan orang lain. Sibuklah  dengan menilai diri sendiri dan lakukan perbaikan terus menerus.

Belajarlah untuk tidak mudah berbangga hati dan menikmati pujian.
Belajarlah  untuk tidak mudah kecewa dan sakit hati,
Belajarlah menjadi pribadi yang hanya berharap penilaian terbaik dari Allah.

Sahabat sahabatku calon penghuni surga (insyaAllah)
saya berbicara tentang ikhlas bukan berarti saya telah bisa berbuat ikhlas,
justru saya masih sangat jauh dari itu, masih dalam proses belajar, dan sangat berharap sekali antum semua mau membimbing dan mengajari saya bagaimana belajar menjadi ikhlas.
saya adalah pribadi yang mudah tersinggung ketika di kritik,
yang  senang bila di puji,
 saya pribadi yang masih suka sholat lama bila banyak orang, dan cepat bila sendiri,
saya adalah jiwa renta yang masih berharap bisa belajar ikhlas dari antum semua.
 semoga proses  belajar ini di lihat Allah dengan pandangan rahmatNya dan saya di anugerahi dengan Ridhonya. Aamiin.




Komentar