Dimanakah bahagia itu???

 
Sahabat sahabatku yang kucintai karena Allah,
Setiap diri kita menginginkan hidup bahagia, menginginkan agar tak ada aral melintang dalam perjalanan hidup yang kita jalani. Namun sering kali yang terjadi adalah sebaliknya, apakah ada yang salah  dengan semua itu?
BAHAGIA,  merupakan keinginan semua orang , bahagia  sepertinya punya pengertian yang berbeda beda atas tiap pribadi, dan tak jarang bahwa bahagia tersebut tergantikan dengan “rasa senang” padahal bahagia dengan rasa senang adalah 2 hal yang berbeda, seseorang bisa memiliki rasa senang atas sesuatu tetapi belum tentu saat tersebut bahagia, namun ketika seseorang bahagia ia tentunya sedang berada dalam rasa senang…..
Salah dalam memberikan pemahaman sering kali menjadi penyebab seseorang gagal dalam meraih bahagia, ia mengejar sesuatu yang dikira syarat untuk tercapainya bahagia, namun saat yang dikejar tersebut telah diraih, ternyata bahagia makin jauh. Ini sering kali terjadi pada kita secara umum dan menimbulkan kekecewaan hidup.
Lalu dimanakah letak bahagia itu sesungguhnya?
Dimanakah kita bisa menemukan bahagia tersebut? Bahagia yang hakiki……

Jawaban atas semua itu  ada dalam 7 hal berikut, agar seseorang mendapatkan bahagia yang hakiki :
1). QOLBUN SYAKIRUN, atau hati yg selalu bersyukur,
 “Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”.               
Demikian banyak nikmat yang telah Allah berkan kepada kita, dari nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat iman, nikmat risky, namun kita tak merasakan itu semua sebagai nikmat hingga taka da rasa syukur, maka ketika rasa syukur itu tidak ada Allah akan mengazab kita dengan azab yang pedih, bisa jadi rasa bahagia oleh Allah telah dijauhkan, karena kita tak pandai bersyukur, ketika rasa bahagia telah menjauh bukankah itu adalah awal dari azab Allah yang sangat pedih?
Dalam hidup kita harus  selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yg berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yg selalu bersyukur.

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.”


2). AL-AZWAJU SHALIHAH, yaitu pasangan hidup yang sholeh/sholehah.

Salah satu syarat bahagia adalah pasangan hidup yang sholeh/sholehah, ini adalah hal penting untuk menuju bahagia, kenapa? Karena orang yang akan banyak berinteraksi , yang tahu seluruh aktifitas hidup adalah pasangan hidup kita, maka ketika ia yang mendampingi kita adalah orang sholeh atau sholehah akan terjadi saling menguatkan dalam ibadah, saling mengingatkan dalam lupa, dan saling menyemangati dalam lelah. Pasangan hidup yang sholeh atau solehah adalah nikmat yang luar bisa besar, dan salah satu penentu utama bahagia, dalam urusan cinta orang sholeh begitu istimewa,  ketika cinta tumbuh kepada pasangannya maka ia akan memuliakannya, dan apabila ada orang sholeh yang tidak mencintai pasangannya maka ia akan menghormatinya.  Sungguh indah hidup bersama pasangan orang yang soleh atau solehah.

3). AL-AULADUL ABRAR, yaitu anak yg sholeh.
Anaka adalah belahan jiwa, bahkan banyak yang bilang untuk anak kita bisa melakukan segalanya, maka pantaslah kalau kemudian anak menjadi indicator atau sebab bagi rasa bahagia, ketika kita mampu mendidik anak menjadi anak yang sholeh itulah bagian dari bahagia, namun sebaliknya, bila kita gagal menjadikan kita anak yang soleh maka kesengsaraan sepertinya antri menemui kita. Demikian besarnya peran anak dalam menentukan kebahagiaan karenanya wahai sahabatku, jaga didik dan rawat dengan baik, bukan sekedar untuk masa sepan anak itu, tapi juga bagi kebahagiaan keluarga, insyaAllah.

*Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan  Alllah , berbahagialah orang tua yg memiliki anak sholeh/sholehah.


4). AL-BIATU SHOLIHAH, yaitu lingkungan yg kondusif untuk iman kita.
Lingkungan adalah tempat kita berinteraksi sosial  baik lingkungan kerja maupun lingkungan rumah. Sedikit banyak lingkungan turut mempengaruhi proses perkembangan kejiwaan kita, karenanya maka cobalah untuk mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan kejiwaan dan iman kita, agar bahagia mudah diraih. Bagaimana kalau kita terlanjur berada di lingkungan yang kurang baik?
Ukurlah kemampuan diri, apabila kita mampu secara bertahap memberi warna atas lingkungan tersebut maka tinggallah disitu dan lakukan perbaikan, jadilah cahaya bagi masyarakat sekitar, tapi bila kita rasa tidak mampu melakukan perbaikan dan kita takut justru kita yang terbawa dengan situasi yg negative, maka upayakan untuk hijrah, berpindah keluar dari lingkungan tersebut. Jangan korbankan hidup kita yang sebentar untuk larut dalam lingkungan yang tidak membuat iman kita menjadi lebih baik.


5). AL-MALUL HALAL, atau harta yang halal.
Kita harus faham benar apa saja yang disebut dengan harta halal dan harta haram, agar tidak terjerumus mengorbankan kebahagiaan hidup. Tak hanya mencuri dan merampok yang disebut harta haram, mengakali orang lain agar keliru dalam perhitungan, itu juga haram, menggunakan harta orang lain tanpa hak itu juga haram, melakukan kebohongan agar orang lain memberikan hartanya kepada kita juga haram, maka berhati hatilah wahai saudaraku, agar kita tidak  terjerumus kedalamnya.  Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yg dimiliki. Harta yg halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dlm hidup. Berbahagialah orang yg selalu dgn teliti menjaga kehalalan hartanya.


6). TAFAKUH FID-DIEN, atau semangat utk memahami agama.

Dengan belajar ilmu agama, akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada
Allah dan Rasulnya. Cinta inilah yg akan memberi cahaya bagi hatinya.
Bahagia adalah adanya ketenangan batin, ketika cahaya Allah telah bersinar didalam hati kita maka yang pastas dan layak didalamnya adalah rasa bahagia, maka belajarlah, fahami ilmu agama agar Allah makin cinta kepada kita, saat cinta Allah telah kita raih, maka sesulit apapun ujian hidup tak akan mampu mengganggu bahagia yang ada didalam hati.

7).  Al Umru Al Mubaarok atau umur yang barokah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah.

Komentar