sia siakah hidup kita?

Assalamu'alaikum wrwb

Sahabat sahabatku yang kucintai karena Alllah,
Dalam setiap perjalanan hidup manusia selalu ingin memiliki peran dan punya manfaat minimal untuk diri sendiri dan harapannya untuk keluarga dan masyarakat. Namun tak sedikit dari kita kurang menyadari bahwa selama ini kita telah menyia nyiakan kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah SWT.
Maka sangat merugilah siapapun orangnya yang telah menyia nyiakan hidup didunia yang sangat sebentar ini, cobalah tengok kebelakang, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan namun tidak memberikan manfaat yang berarti, lihatlah betapa banyak hari yang telah kita lewati namun tak menambah iman di dalam hati. Bila ini yang terjadi maka ia termasuk golongan orang yang telah menyia nyiakan amanah Allah berupa kesempatan hidup, tentunya Allah kelak akan meminta pertanggung jawabannya atas semua itu.
Minimal ada sepuluh hal yang tidak manfaat dan menjadikannya ia sia sia karena kebodohan dan kemalasan kita , yaitu :
a. Memiliki ilmu namun tidak diamalkan.
                  Banyak dari kita suka belajar apapun, bahkan belajar masalah Agama, namun ilmu tersebut tersimpan rapi dalam benak dan akal kita, tidak kita amalkan, kenapa? karena ilmu tersebut sering menjadi hijab bagi nafsu kita yang terlalu kita perturutkan, akhirnya ilmu tersebut tersimpan rapi dan digunakan hanya untuk perdebatan, untuk menunjukkan bahwa kita banyak ilmu, tapi tidak kita aplikasikan dalam kehidupan kita, inilah kelompok pertama yang hidupnya sia sia, berilmu tapi tidak beramal.

b. Beramal namun tidak ikhlas, dan tidak sesuai tuntunan Rosulullah,.
                 Golongan sia sia berikutnya adalah orang yang beramal namun tidak ikhlas, tindakan amal prilaku yang dilakukannya bukan semata mata karena Allah, tapi karena mengharapkan penilaian manusia, atau bahkan mengharapkan timbal balik dari manusia. Sia sialah amalan tersebut karena Allah tidak mau menerim amal yang bukan untukNya. selain dibutuhkan keikhlasan, dalam beramalpun butuh tuntunan yang diajarkan oleh Rosulullah Saw, tidak bisa kita mengarang ngarang sendiri sebuah amal bila sudah ada tuntunan dari Rosulullah, jangan pula mengganti dengan nafsu kita menjadi apa yang mudah menurut kita padahal Rasulullah telah memberikan contoh. Ini penting sekali untuk di mengerti agar jangan sampai kita telah merasa melakukan banyak hal dalam ibadah namun ternyata ibadah tersebut tertolak.

c. Memiliki harta namun enggan berinfak.
                  Milik siapakah sejatinya harta yang ada pada kita? ya, itu milik Allah, maka sudah sepatutnya kalau Allah meminta kita menginfakannya maka harus kita lakukan, karena yang di minta adalah harta Allah.
Bila kita menjadi orang yang pelit maka harta yang telah Allah berikan menjadi kurang manfaat, sia sia, karena itu wahai sahabatku, berinfaklah, karena itu disukai oleh Allah, maka apakah yang lebih penting dari prilaku yang disukai oleh Allah?
Namun satu hal yang perlu kita fahami juga jangan kemudian kita memberikan penilaian kepada orang lain tentang layak tidaknya berinfak, pelit tidaknya seseorang, karena kita tidak tahu dengan apa yg sesungguhnya orang lain lakukan.

d. Hati yang Kosong dari cinta dan rindu kepada Allah.
                    Siapakah yang lebih layak kita cintai dibanding pasangan hidup kita? siapakah yang lebih layak kita cintai selain anak kita? tentunya Allah. Lalu benarkah kita selama ini memenuhi hati kita dengan cinta kepada Allah? benarkah kita selama ini Rindu kepada Allah?
jujurlah pada diri sendiri, apakah kita telah melakukan itu atau hanya sekedar ucapan saja? kita lebih mencinta pasangan kita, kita lebih rindu pada pasangan kita, bila ini yang terjadi maka kita menjadi bagian dari orang orang yang menyia nyiakan hidup kita.

e. Badan yang lalai dari taat dan beribadah kepada Allah.
                      Allah telah membuat tubuh kita dengan kesempurnaannya. Dan semua telah diatur dengan kemampuan yang cocok untuk beribadah kepada Allah SWT, jadi tidak ada alasan ketika perintah sholat yang 5 waktu kemudian kita lalaikan dengan alasan capek dan ngantuk, karena Allah telah setting itu sedemikian rupa agar tidak memberatkan. Begitu juga dengan Tahajud dan puasa sunah, semua itu telah diperhitungkan dengan matang, dimana kalau kita menjalankan dengan baik maka kita akan lebih fress dan sehat. Tapi karena kita terlalu sering memperturutkan hawa nafsu maka capek lelah ngantuk kerap kita jadikan alasan untuk meninggalkannya. maka perbaikilah pola hidup kita wahai sahabatku, agar kita tidak menyia nyiakan hidup kita ini.

f. Cinta yang didalamnya tidak ada ridho dari yang di cintainya dan cinta yang tidak mau patuh pada perintahNya.

g. Pikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat.
                       Ini adalah gambaran orang yang terlalu banyak menghayal, hidup dalam ber andai andai, namun tidak ada upaya untuk meraihnya. masuk dalam golongan ini pula adalah kita banyak memikirkan apa yang tidak menjadi hak kita, memikirkan apa yang didalamnya tidak berhubungan dengan kita. sungguh ini adalah perbuatan yang sia sia, membuang waktu dan otak untuk sesuatu yang tidak manfaat.

h. Waktu yang tidak di isi dengan kebaikan dan pendekatan diri kepada Allah.
                      Hidup kita dalam satu hari hanya 24 jam, 7 hari dalam seminggu. sangat singkat sekali, karena itu janganlah kita banyak membuang waktu tersebut untuk melakukan sesuatu yang tidak menambah ketakwaan kita kepada Allah SWT.   Bercanda boleh tapi banyak bercanda adalah membuang buang waktu, main game boleh tapi banyak main game adalah banyak membuang waktu, update status di media sosial boleh tapi banyak update status disertai candaannya yang tidak perlu adalah menyia nyiakan waktu, bermasyarakat boleh tapi terlalu banyak memberikan energi untuk itu tapi tidak meningkatkan ketakwaan adalah menyia nyiakan waktu. maka aturlah hidup secara proporsional agar hak Allah, hak keluarga, hak tubuh, hak bermasyarakat atau umat semua mendapatkan porsinya masing masing.

i. Pekerjaan yang tidak membuatmu makin taat kepada Allah dan tidak memperbaiki duniamu.
                   Tempat kerja adalah rumah kedua bagi kita, sebagian waktu kita habis disana, kalau kemudian di tempat kerja tidak bisa sekaligus untuk meningkatkan ketaqwaan maka itu adalah kerugian yang sangat besar, bekerjalah di tempat yang kita juga bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita.

j. Berharap pada mahluk bukan kepada Allah.
                   Inilah kesia siaan yang paling puncak, yaitu berharap kepada mahluk, padahal mahluk tak memiliki kuasa apapun tanpa seizin Allah. Berharaplah hanya pada Allah walaupun syariatnya bisa jadi terjadi melalui mahluk. keyakinan akan kekuasan Allah ini yang akan menjadikan kita pribadi yang disukai Allah. Sungguh mahluk adalah sama dengan kita, lemah dan tak berkemampuan, kalaupun ada kelebihan yang dimiliki itu semata mata atas izin Allah.

Demikian Sahabatku yang ku cinta karena Allah,
beberapa hal yang tanpa kita sadari sering kita lalai dan menjadikan hidup ini sia sia, semoga dengan tulisan kecil ini kita bisa lebih hati hati lagi dan tidak terjebak pada amalan yang sia sia. amin.

Wassalamu'alaikum wrwb 

Komentar