Sahabat
sahabatku yang berbahagia,
tentu
kebahagiaan ini terasa begitu lengkap apabila saat ini kita memiliki keluarga
yang sehat, anak anak yang cerdas dan sholeh dan kehidupan yang menyenangkan.
Semoga sahabat semua selalu dalam rahmat dan
penjagaan Allah SWT amin.
Sahabatku yang
baik hati,
di pagi yang
sejuk ini saya ingin mengajak sahabat semua untuk sedikit merenung, ya sedikit
saja, membayangkan apabila kita menitipkan suatu barang kepada orang lain, dan kita
berpesan agar barang itu dijaga dengan baik, ternyata barang itu kembali dalam
keadaan rusak, bahkan kita hampir hampir tak mengenalinya, bagaimana perasaan
kita?
sedih marah
kecewa dan berbagai perasaan negatif tentunya.
Lalu bagaimana
kalau di kesempatan yang lain justru barang yang kita titipkan ternyata dijaga
dengan baik, dibersihkan, bahkan dikembalikan dengan kondisi yang lebih baik
dari pada saat kita titipkan, bagaimana perasaan kita?
tentunya akan
senang, gembira, bahagia, dan kita akan sangat berterima kasih dengan orang
yang kita titipi barang tersebut. Kesimpulannya adalah ketika ada amanah atau
titipan maka perlakukanlah amanah dan titipan tadi sesuai dengan keinginan sang
pemilik maka insyaAllah pemilik akan sangat senang dengan penitipan tersebut.
Sahabatku yang
berbahagia,
Sadarkah kita
bahwa sebenarnya kita sedang menerima titipan istimewa dari Allah SWT?
Allah telah
menitipkan kepada kita sebuah titipan yang istimewa namun seringkali kita lupa
bahkan kemudian menganggap titipan tersebut adalah milik kita. ya benar!!! titipan itu adalah anak.
Anak
yang saat ini berada dirumah kita yang lahir dari rahim istri sesungguhnya
adalah titipan Allah kepada kita yang sekaligus adalah bentuk ujian dan cobaan
untuk kita.
Karena Anak
adalah titipan, maka seperti tulisan di awal tentunya harus diperlakukan
sebagaimana yang disukai oleh sang pemilik anak yaitu Allah SWT, janganlah kita
memperlakukan anak seperti apa yang kita inginkan, karena belum tentu apa yang
kita inginkan sesuai dengan keinginan Allah SWT.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ….
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar” (QS. Luqman: 13)
Yang pertama dan paling utama dari
tugas kita sebagai penerima titipan Allah adalah, mengajarkan tauhid kepada
anak, mengajarkan keimanan kepada Allah SWT. Anak harus diajarkan bahwa segala
sesuatu yang terjadi didunia ini adalah milik Allah dan hanya kepadanya kita menyembah, kita memohon pertolongan dan
kita meminta, Jadikan Allah sebagai
tujuan dari semua aktifitas kita.
Di ayat 17 kita akan dapatkan perintah yang lain yaitu “Hai anakku, dirikanlah
shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Setelah tauhid telah diajarkan kepada
anak maka tugas kita yang berikutnya adalah mengajarkan sholat dan
dilanjutkan dengan berdakwah, ber amar ma’ruf nahi munkar. Memerintahkan dan
mengajak kepada kebaikan dan menjauhi dan menghilangkan yang buruk atau
kejelekan.
Tugas ini tidak mudah dan cukup berat,
karenanya dilaksanakan setelah tauhidnya benar dan lurus agar anak mampu
menghadapi berbagai halangan dan rintangan saat berdakwah. Karena berdakwah
tidak lagi menjadi ibadah pribadi , tapi melibatkan oranmg lain sehingga
kemungkinan terjadi penolakan sangat besar, kemungkinan menghadapi cobaan dan rayuan agar berubah arah sangat kuat, karenanya dibutuhkan akidah yang kuat agar tetap istiqomah dijalan Allah.
Pada ayat berikutnya yatitu
ayat 18 dan 19 kita akan menemukan satu perintah agar memiliki akhlak yang baik
Ayat 18 Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Ayat 19 Dan sederhanalah kamu
dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai.
Allah melalui ayat ini memerintahkan kepada kita agar berakhlak baik, tidak sombong, berbicara santun, bersikap bijak . dan tentunya kitapun harus mengajarkan anak dengan hal yang seperti itu pula. kita sebagai penerima titipan Nya mengajarkan ahlak yang baik, mengajarkan
pada anak agar tidak sombong, agar santun, dan menjadi pribadi yang sederhana.
Sahabat sahabatku yang berbahagia,
Ada satu hal yang sangat penting sebelum kita bisa
mengajarkan beberapa hal diatas dengan baik, yaitu kita harus memahami dan
menjalankan apa yang akan di ajarkan kepada Anak sehingga anak punya contoh
nyata dan dekat, sehingga mudah bagi anak untuk melaksanakan apa yang kita
ajarkan,
apabila kita hanya mampu memerintah anak untuk melakukan ini itu tetapi kita sendiri tidak bisa dan tidak melakukannya maka akan sulit bagi anak untuk menjalankannya. Karenanya wahai saudaraku
mari belajar bersama mendapatkan modal untuk mengajar anak anak kita. Belajar menjadi orang tua yang baik, belajar menjaga amanah atas titipan yang telah Allah percayakan kepada kita, hingga suatu saat kelak ketika Allah mengambil kembali titipan tersebut, atau saat Allah menanyakan titipan tersebut di hari perhitungan , tak perlu lagi kita menjelaskan panjang lebar cukup doa dari anak sholeh hasil didikan kita menjawab atas semua pertanyaan tersebut,
maka berbahagialah ia , orang tua yang dihari perhitungan nanti diselamatkan oleh anak anaknya yang sholeh dengan doa doanya.
apabila kita hanya mampu memerintah anak untuk melakukan ini itu tetapi kita sendiri tidak bisa dan tidak melakukannya maka akan sulit bagi anak untuk menjalankannya. Karenanya wahai saudaraku
mari belajar bersama mendapatkan modal untuk mengajar anak anak kita. Belajar menjadi orang tua yang baik, belajar menjaga amanah atas titipan yang telah Allah percayakan kepada kita, hingga suatu saat kelak ketika Allah mengambil kembali titipan tersebut, atau saat Allah menanyakan titipan tersebut di hari perhitungan , tak perlu lagi kita menjelaskan panjang lebar cukup doa dari anak sholeh hasil didikan kita menjawab atas semua pertanyaan tersebut,
maka berbahagialah ia , orang tua yang dihari perhitungan nanti diselamatkan oleh anak anaknya yang sholeh dengan doa doanya.
Semoga kita semua menjadi orang tua yang bisa
menjadi idola bagi anak anak kita, menjadi
contoh dan teladan yang baik bagi anak anak, dan menjadi orang
tua yang diberikan rahmat oleh Allah atas kemampuan kita merawat dan mendidik
anak anak dengan baik, amin.
وكقوله
سبحانه: وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka”
(QS. Al An’am: 151).
“yang sedang
belajar menjadi idola bagi anak –andi abi Abdullah”
Komentar
Posting Komentar