APA YANG TERSISA DARI ROMADHON ?
( Andi Abi Abdullah)
Sahabatku yang sholih,
Romadhon telah berlalu,
sebulan penuh puasa dan tarawih serta tilawah quran dan amalan amalan lain
telah dilakukan semata mata membuktikan kepada Allah bahwa kita adalah hamba yang
layak menyandang gelar Taqwa. InsyaAllah semua telah mengakhiri Romadhon dan menyambut
Idul Fitri dengan Menyandang gelar MUTAQIN, (amin).
Namun satu hal yang
perlu di perhatikan dan renungkan adalah , seberapa lama gelar MUTAQIN tersebut kita
sandang? Apakah saat idul fitri dipagi hari kita sandang dan sorenya sudah
dilepas? Ataukan beberapa hari setelahnya? Ataukah sebulan setelahnya? Atau beberapa
bulan lagi? Ataukah akan tetap terpasang pada diri kita hingga memasuki
Romadhon berikutnya dan kita datang untuk mempertahankan gelar tersebut, bukan lagi memperebutkannya.
Sahabatku yang sholih,
Saya yang dhoif ini ingin
mengajak sahabat semua untuk memperhatikan minimal 2 hal untuk tahu apakah saat
ini setelah kita tinggalkan Romadhon beberapa hari masih menyandang gelar
mutaqin atau tidak.
A.
Apakah
ibadah yang kita lakukan sekarang memiliki kualitas dan kuantitas sebaik saat
romadhon atau tidak? Minimal lebih baik dari sebelum Romadhon.
Ini point
pertama yang harus kita teliti pada diri kita, Romadhon adalah bulan
pendidikan, bulan latihan, maka sudah seharusnya selepas romadhon saat ini kita
punya punya kualitas yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Kalau sholat,
tilawah quran, ibadah sunah dan amalan lain ternyata masih sama atau bahkan
menurun, saya kawatir bahwa kita bisa jadi tidak mendapatkan gelar mutaqin atau
gelar tersebut sudah tidak kita sandang lagi. Maka telitilah sahabatku, dan
jaga amal ibadah kita hingga tidak menurun selepas romadhon ini.
B.
Sudahkah
kita memiliki prilaku seperti yang digambarkan dalam surat Ali Imron 133-135 :
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui”
Dalam ayat ini
dijelaskan aktifitas seorang yang bertaqwa yaitu :
-
Menafkahkan/bersodaqoh dalam keadaan luang
dan sempit (sedang banyak dan sedikit ).
-
Mampu menahan amarah, baik dalam kondisi
salah atau benar, dalam situasi memungkinkan atau tidak.
-
Memaafkan kesalahan, baik diminta atau
tidak.
-
Segera bertobat bila khilaf.
-
Tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Sahabatku yang sholeh,
Minimal 2 hal tersebut harus ada dalam
diri kita untuk meyakini bahwa saat ini, saat membaca tulisan ini kita masih
memiliki gelar taqwa. Apabila ternyata hal hal tersebut mulai berkurang atau
bahkan sudah tidak ada lagi maka segeralah perbaiki agar tak makin jauh dari ciri orang yang bertaqwa. Harapan saya
dengan kebersamaan ini kita bisa saling menguatkan dan mengingatkan, saling
menjaga dan memperbaiki agar bisa sama sama menjalani hidup dengan lebih baik
lagi, dan bersama menghuni surganya Allah SWT, amin.
( maafkan atas
segala salah dan khilaf )
Komentar
Posting Komentar