SIAPA SESUNGGUHNYA YANG BERSEDEKAH?

SIAPA SESUNGGUHNYA YANG BERSEDEKAH?
(Andi Abi Abdullah )

Sahabatku calon  ahli surge,
Setiap orang yang mampu berbuat baik, tentu akan merasa senang, setiap orang yang telah mampu memberikan manfaat kepada orang lain tentu akan merasa gembira, itu manusiawi. Namun mari kita meningkatkan kualitas diri sehingga tidak berhenti hanya pada senang atau gembira ketika mampu berbuat kebaikan.
Kalau kita bergembira dengan mengucapkan, “Alhamdulillah saya bisa bersedekah!”, ini masih kelas biasa-biasa saja. Ungkapkanlah, “Alhamdulillah, Alloh menjadikan saya sebagai jalan rezeki bagi hamba Alloh lainnya.”
Jadi, yang berbuat kebaikan itu adalah Alloh secara utuh sepenuhnya. Seperti saat  kita memberi santunan kepada anak yatim. Sesungguhnya santunan  berupa uang, pakaian atau makanan itu adalah memang rezeki mereka dari Alloh Swt. Adapun kita hanya menjadi jalannya. Ketika kita menyantuni anak yatim, dan bergembira akan hal itu,  diiringi rasa yakin bahwa semua itu adalah kebaikan Alloh sedangkan kita hanya menjadi jalan, maka ini ciri tauhid di dalam hati kita yang semakin baik.
Saudaraku, Imam Ibnu Athoillah,  menerangkan, “Jangan merasa gembira atas perbuatan taat karena engkau merasa telah bisa melaksanakannya. Tetapi bergembiralah atas perbuatan taat itu, karena ia sebagai karunia, taufik, hidayah dari Alloh kepadamu.
Ketika kita sudah mampu memahami ini, memahami bahwa sedekah yang kita keluarkan sesungguhnya adalah sedekah Allah dan kita Cuma jalan, maka tak perlu lagi merasa bangga, ujub dan semacamnya.
Ketika kita sudah mampu naik mimbar untuk menjadi seorang Dai maka sesungguhnya itu adalah upaya Allah untuk mendidik umat, sedang kita hanya jalan saja, maka sangat mudah bagi Allah kalau kesempatan itu dicabut, kemampuan itu di hilangkan, hingga tak ada lagi yang mendengarkan kita.
Maka bersyukurlah, atas dipilihnya kita menjadi jalan sedekah
Maka bersyukurlah, atas dipilihnya kita menjadi jalan amal
Maka bersyukurlah, atas dipilihnya kita menjadi jalan dakwah
Karena sesungguhnya semua adalah atas kehendak Allah,  kemampuan Allah, kita hanya perantara yang dipilih untuk menyampaikan itu.
Maka mulai saat ini, rubahlah pola pikir kita, berterima kasihlah kepada orang yang kita beri sedekah, karena risky mereka melalui kita maka kita ikut mendapat kebaikan.
Berterima kasihlah kepada orang yang kita dakwahi karena jalan pencerahan, jalan kesadaran mereka melalui kita maka kita ikut mendapat manfaat.
Maka berterima kasihlah kepada siapapun yang mendapat kebaikan dari kita dibidang apapun, karena sesungguhnya itu semua hak mereka, dan kita ikut “menikmati’’ hasil karena Allah memilih kita untuk menjadi perantara.

…………………………..* terima kasih berkenan membaca coretan ini, sukron* 

Komentar