AJARI
DENGAN TELADAN
(
Andi Abi Abdullah )
Sahabatku
yang sholeh,
Prosesi
haji di tanah suci segera dimulai, esok pagi jutaan umat islam dari seluruh
dunia akan bergerak dari mekah menuju mina melakukan prosesi tarwiyah salah
satu bentuk ittiba’ Rosullulah (sayangnya sebagian besar jamaah haji indonesia
tidak menjalankan ini, hanya sedikit yg melakukannya). Dalam proses tarwiyah
ini jamaah menjalankan sholat wajib lima waktu di mina, baru keesokannya menuju
arofah untuk wukuf.
Saya teringat
shiroh ketika Rasulullah selesai menyepakati perjanjian hudaibiyah, kemudian
beliau memerintahkan para sahabat untuk bertahalul dan menyembelih hewan
qurban, tetapi tidak ada sahabat yg menjalankannya, atas saran ummu Salamah ra
Rasulullah kemudian tanpa perlu meberikan perintah lagi beliau bertahalul dan
memotong qurban, maka kemudian para sahabat ramai ramai melakukannya.
Pelajaran
apa yang bisa kita ambil dari syiroh tersebut?
Rasulullah
sebagai seorang “pendidik” telah mengajarkan untuk tidak hanya memberikan “perintah”
dalam mengajar umatnya, namun juga dengan “teladan”.
Rasulullah
mengawali untuk melakukan tahalul dan memotong qurban, bahkan dihadist hadist
yang lain Rasulullah terlibat langsung bersama sahabat mengerjakan sesuatu,
artinya beliau dalam memberikan pengajaran tidak hanya dalam bentuk perintah,
namun juga dalam bentuk mengajak, dalam bentukm contoh, dalam bentuk
keterlibatan aktif.
Sahabatku
yang sholeh,
Sesungguhnya
kita semua adalah pendidik, pengajar, guru, ustadz, bagi diri kita sendiri,
bagi keluarga, bagi lingkungan. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian kita
mengajar dengan cara yang baik, kita terlibat langsung dengan proses yang kita
ajarkan. Tidak hanya dalam tataran teori, tidak hanya dalam bentuk perintah,
namun juga dalam hal keteladanan. Ini menjadi sangat penting sekali.
Jangan
harap kita akan mampu melakukan perbaikan, pendidikan, pembinaan apabila kita
masih bergelut pada tataran teori, perintah, namun kita sendiri tidak melakukannya.
Jangan harap kita bisa membina anak , santri, masyarakat menjadi pribadi yang
peduli kalau kita tidak menunjukkan kepedulian kita.
Bahkan
Allah SWT mengingatkan kita dalam surat As shaff
"Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan. (As Shaff:2-3)
Dalam
banyak tafsir ayat tersebut menjelaskan tentang tidak bolehnya berbohong
(mengatakan apa yang tidak dikerjakan)
namun ayat ini juga bisa menjadi hujjah bagi kita untuk hati hati dalam
menjalankan tugas sebagai pendidik, tugas sebagai pengajar untuk tidak hanya
bisa menyampaikan terori saja namun tidak menjalankan dalam kehidupan kita
sehari hari.
TELADAN !!
kembali lagi sangat sampaikan, TELADAN, berikan itu maka insyaAllah jalan
dakwah yg kita lalui, jalan pembinaan yang kita ikuti akan menjadi lebih mudah.
Semoga
tulisan ini mengingatkan kita semua sebagai pendidik (diri, keluarga,
masyarakat) untuk terus mengevaluasi diri apakah kita telah menjadi teladan
yang baik atas segala yang telah kita ajarkan. Mohon doanya semoga penulis
tidak menjadi orang yang dibenci Allah seperti surat As Shaff diatas, amin.
Komentar
Posting Komentar