KAPANKAH ALLAH MENEGUR KITA ?



KAPANKAH ALLAH MENEGUR KITA ?
( Andi Abi Abdullah )

Sahabatku yang pandai beramal,
Allah SWT akan menghitung setiap amal baik yang kita lakukan sekecil apapun dan meberikan balasan terbaik untuk kita. Balasan bisa berupa keberkahan. Risky yang melimpah dan tentunya pahala yang berlipat ganda.
Namun dengan keadilan-Nya tentu Allah juga akan memberikan balasan kepada orang yang khilaf, yang berbuat maksiyat, dan yang melakukan dosa. Menjadi tidak adil bila Allah memberikan keberkahan dan surga kepada yang beramal baik tapi tidak “menghukum” mereka yang berbuat kesalahan dan tidak bertaubat.
Benarkah Allah menghukum kita di dunia ini?
Benarkah Allah menegur kita saat berbuat salah?
Banyak orang yang merasa melakukan banyak kesalahan namun tidak merasa mendapat teguran Allah. Tidak sedikit yang merasa aman berbuat maksiyat karena merasa Allah membiarkan mereka tanpa hukuman, ini sangat memperihatinkan.
  . dan (ingatlah) barang siapa yang dihinakan oleh Allah maka dia tidak ada siapa pun yang dapat memuliakannya, sesungguhnya Allah tetap melakukan apa yang dirancangkanNya." [Surah al-Hajj : ayat 18]
Cobalah merenung, ketika menghadapi situasi yang sepertinya kita tidak ada kemuliaan sama sekali, ketika merasa diri sangat rendah tanpa penghormatan orang lain, ketika merasa orang orang menjauh dari sisi kita, bisa jadi Allah sedang menghinakan kita atas dosa yang kita lakukan.
"Tidakkah kamu lihat (wahai Muhammad) orang yang menjadikan tuhannya ialah hawa nafsunya, dan Allah sesatkan dirinya padahal dia berilmu…" [Surah Al Jatsiyah : ayat 23]
Ini menjadi catatan kusus bagi para ahli ilmu, para ustadz, para guru, dan para pengajar. Ketika hawa nafsu kita perturutkan, ketika kita menuhankan keduniaan maka Allah akan mebuatnya tersesat , tersesat dalam pemahaman sehingga yang ia ajarkan , yang disampaikan jauh dari nilai yang sebenarnya, maka ilmu yang ia kuasai akan digunakan untuk melakukan pembenaran atas hawa nafsunya.
. dan sesiapa yang Allah kehendaki untuk menyesatkannya, nescaya Dia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah dia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak beriman." [Surah al-An'aam : ayat 125]
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra, 17 : 16)
Mungkin kita tidak mempercayai ini dengan mengatakan, gempa itu karena pergeseran lempengan bumi, gunung meletus itu karena ada sumbatan, tsunami itu terjadi secara ilmiah, kebakaran hutan itu karena tangan tangan jahat dsb. Satu pertanyaan sederhana untuk kalian : siapakah yang menyebabkan lempengan bumi bergerak? Siapakah yang memerintahkan gunung meletus? Siapakah yang mengijinkan air lain menjadi tsunami? Siapakah yang menjadikan api berkobar membakar hutan?....jawabnya hanya satu , Allah SWT
Rasulullah Saw bersabda:
“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,
Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Demikian banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari hadist ini, bahwa Allah ‘’menghukum’’ kita atas dosa yang kita lakukan, dengan kesusahan, kesulitan dan permasalahan yang dating silih berganti.
Allah juga “menegur” kita dengan hilangnya kusuk dalam sholat, hilangnya sabar dalam ibadah, hilangnya nikmat dalam beramal, dan hilangnya istiqomah dalam ibadah. Pernah kah kalian merasakan itu semua wahai sahabatku?
Jadikan setiap peristiwa menjadi jalan muhasabah, kemudian lakukan perbaikan diri agar selalu terjadi peningkatan kualitas iman, semoga dengan saling memberi nasehat , akan menjaga kita dari salah dan khilaf, amin.

Komentar