MENJAGA KEMURNIAN AKIDAH



MENJAGA KEMURNIAN AKIDAH
(Andi Abi Abdullah)

Sahabatku yang bersih akidahnya,
Siapakah latta, uzza, manat dan hubal?
Tentu kita lebih mengerti kalau mereka ini berhala yang disembah orang orang arab dimasa itu.  
Padahal sebenarnya ke empat nama tersebut adalah nama orang orang sholeh pada jaman dahulu, yang meng esakan Allah, yang berakhlak baik dan yang diikuti masyarakat di jamannya.
Pada awal meninggalnya orang sholeh tersebut kemudian mulailah dibangun kuburannya sebagai bentuk penghormatan, berdoa disamping kuburan tersebut. Menyebut nama orang sholeh tersebut sebagai bentuk pengakuan dan sebagainya.
Dalam perkembangannya kemudian dibuatlah patung sebagai bentuk kecintaan, disusunlah syair yang indah sebagai bentuk cinta, namun berjalannya waktu, generasi berganti generasi, ratusan tahun kemudian orang orang mulai menyembah patung tersebut sebagai tuhan, mengsakralkan syair sebagai sebuah ritual doa, naudzubillah.
Sahabatku yang bersih akidahnya,
Mereka yang pertama kali membuat patung, tentu tak pernah berniat untuk menjadikan “tuhan” atas patung tersebut. Mereka yang membuat syair tak berniat menjadikan “bacaan ritual ibadah” namun sekian generasi kemudian yang tak sempat memahami dan mengerti apa tujuan awal pembuatan patung tersebut menjadikannya berhala yang di sembah. Inilah kesalahan akidah yang sangat luar biasa, diawali keteledoran kecil diawal pembuatan patung tersebut, akhirnya menjadikan akidah rusak, bahkan memunculkan agama dan tuhan baru atasnya.
Rasulullah Saw sangat mengerti ini dan sangat menjaga kita sebagai umatnya untuk tidak terjerumus pada aktifitas yang sepintas terlihat sederhana namun dampak jauh dikemudian hari bisa menyesatkan. Pada suatu hari Rasulullah datang menemui para sahabatnya, saat para sahabat hendak berdiri menyambut beliau, dilarang oleh Rosulullah. Dlam penjelasanya Rasulullah tidak mau umatnya mengangungagungkan beliau secara berlebihan sebagaimana umat lain melakukannya hingga di titik akhir kemudian menuhankan nabi daan rosul yang mereka agungkan.
Anas bin Malik berkata, “Tak seorang pun yang lebih dicintai oleh para shahabat daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi, bila mereka melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (hadir), mereka tidak berdiri untuk beliau. Sebab mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut.” (HR. At-Tirmidzi, hadits shahih)
Ini menjadi catatan penting buat kita agar tidak mudah melakukan sesuatu yang apabila diteruskan berlanjut bisa menjerumuskan anak keturunan kita kedalam kesesatan sebagaimana kesesatannya kaum yang menuhankan latta uzza manat dan hubal. Berhati hatilah dalam menjalankan sebuah amalan agar tidak salah interprestasi umat yang ikut menjalankan, jagalah akidah dari kerusakan yang pelan pelan , lembut, karena kelengahan kita tidak menjaga dari aktifitas yang menjurus pada menuhankan sesuatu.
Semoga kita semua memiliki akidah yang lurus, bersih dan kita mampu menjaga anak keturunan kita menjadi keturunan yang kuat akidahnya, amin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka.” (HR. Ahmad, hadits shahih)

Komentar