RIYA,
SUM’AH, UJUB DAN TAKABUR
(Andi Abi Abdullah )
Sahabatku yang ahli ibadah,
Telah kita fahami bahwa amal ibadah
seseorang tidak berhenti pada mendapatkan pahala saja, karena bisa jadi yang kita
kerjakan sebenarnya tidak mendapatkan balasan pahala dari Allah, atau bahkan
sangat mungkin setelah Allah berikan pahala atas ibadah yang kita lakukan
kemudian pahala tersebut diambil kembali tak bersisa tanpa kita sadari.
Inilah bahaya terbesar bagi ahli
ibadah, banyak melakukan amal ibadah tapi tak bernilai dihadapan Allah.
Sahabatku yang pandai menjaga hati,
Minimal ada 4 penyakit hati yang
bisa membuat amal ibadah kita sia sia :
A. RIYA
Penyakit riya
begitu halus dan lembut, upaya memperindah amal ibadah agar mendapat penilaian baik
atau sholeh dari orang lain. Tanpa sadar kita sering melakukan itu, baca
Alquran lebih lama ketika ada orang lain, sholat dibikin bikin khusu’ ketika
ada orang lain. Berinfaq cukup besar saat di lihat orang lain dan banyak hal
yang lainnya.
“Maka kecelakaanlah bagi orang orang yang
sholat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya, yang berbuat riya’...” (Al Maa’uun
4-6)
B. SUM”AH
Sum’ah
adalah mebicarakan perbuatan baik yang pernah dilakukan agar diketahui orang
lain. Harapannya setelah itu orang lain
akan memuji, akan mendapatkan penilaian baik, penghargaan dan semacamnya.
Terkadang
tanpa sadar kita sering melakukan hal ini, ada perasaan ingin menunjukan kepada
orang lain bahwa kita telah melakukan sesuatu, bisa melakukan sesuatu, hebat
atas sesuatu, dan akhirnya kita ceritakanlah segala amalan kita tersebut. Ini
sangat berbahaya sekali karena akan menghilangkan pahala atas amal ibadah yang
sudah kita lakukan.
“Hai orang orang yang beriman, janganlah engkau
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut nyebutnya.......” (Al Baqoroh
264)
C. UJUB
Ujub adalah
upaya mengagumi diri sendiri atas kelebihan yang dimiliki atas orang lain dan
tidak mengembalikan kepemilikan atas semuanya kepada Allah.
Setiap kita
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oranglain, namun sejatinya itu semua
adalah milik Allah, tak boleh kemudian kita berbangga diri dan merasa semua
adalah hasil jerih payah sendiri, usaha sendiri.
“Bagi Allah semua kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada diantaranya”
( Al
Maidah 120 )
D. TAKABUR
Takabur
memiliki kesamaan makna dengan ta’azum yang artinya menampakan keagungan dan
kebesarannya dibandingkan orang lain.
Kalau ujub
baru sebatas perasaan dalam hati, kalau takabur sudah pada upaya menampakkan
kelebihan secara congkak, tinggi hati. Seringkali kita menggunakan istilah
sombong untuk hal ini yang artinya memiliki perasaan lebih baik atas prestasi
yg dimiliki dan merendahkan orang lain.
“ maka masuklah ke pintu pintu neraka jahanam,
kamu kekal didalamnya, maka amat buruklah tempat orang orang yang menyombongkan
diri” ( An Naml 29 )
Sahabatku
yang pandai menjaga hati,
Rasulullah yang
memiliki banyak kelebihan dan kemuliaan tetap memanggil para pengikutnya dengan
“sahabat” yang artinya berupaya mengajarkan kesetaraan, semua sama dihadapan
Allah kecuali dalam urusan taqwa.
Ini menjadi
pelajaran penting buat kita untuk selalu menjaga hati, dari sifat Riya, dari
prilaku sum’ah, dari rasa ujub, dan dari bahaya takabur.
Semoga kita
semua menjadi pribadi yang pandai menjaga hati, menjaga amal ibadah agar
mendapatkan penilaian terbaik dihadapan Allah, dan menjadi Sahabat Rasulullah
diakherat nanti, insyaAllah, Amin.
Komentar
Posting Komentar