HATI HATILAH WAHAI PARA
PENYERU!!!
(Andi Abi Abdullah )
Sarhabat sahabatku yang dirahmati Allah,
Menjadi bagian dari penggerak masyarakat tentunya akan
menjadikan kita cukup di kenal, dan sering pula mendapat pujian atas
keberhasilan program yang kita jalankan, itu normal, namun jangan sampai
berbagai ujian, cobaan, pujian, ketenaran berlahan tapi pasti menjadikan kita
berpenyakit hati sehingga merusak seluruh pahala dari aktivitas sosial. Dalam
kesempatan ini akan saya sampaikan beberapa penyakit hati yang sering
menghinggapi para penyeru yang kita harus dengan sekuat tenaga menghindarinya.
1. MENIKMATI BANGGA DIRI.
Penyakit pertama adalah menikmati rasa bangga diri, ketika
lingkungan telah cukup mengenalnya, memujinya, sering kali kita menjadi bangga,
ada rasa nikmat dari rasa bangga tersebut. kemudian kita berfikir bahwa kita
adalah orang yang mahir di suatu bidang, kemudian melakukan lagi dan lagi berbagai aktifitas
baru, untuk apa? untuk mendapatkan kebanggaan kembali. Ini SALAH wahai
sahabatku,!
Sesungguhnya setiap
keberhasilan adalah atas izin Allah, kita hanyalah orang yang beruntung menjadi
perantara atas keberhasilan tersebut, apa yang perlu di banggakan? semua adalah
takdir Allah, dan sangat mudah bagi Allah untuk merubah keberhasilan itu
menjadi kegagalan. Maka ketika mendapatkan keberhasilan atas segala sesuatu
sandarkanlah kepada Allah.
2. MERASA PALING MAMPU
Ketika seorang penyeru telah sukses dengan programnya,
kemudian mendapatkan banyak pujian penyakit yang sering muncul adalah merasa
paling mampu, dampak berikutnya adalah mengecilkan orang lain, meremehkan
kemampuan orang lain. Ini penyakit yang berbahaya, karena masuk dalam kategori
sombong, ingatlah bahwa barang siapa memiliki sifat sombong walau hanya
sebesardzarrah maka ia tidak akan masuk surga. Selain peringatan tersebut sikap
mengecilkan orang lain seringkali menjadi penyebab retaknya hubungan
pertemanan, menimbulkan permusuhan dan menutup peluang adanya ide baru dari
orang lain yang bisa jadi sebenarnya lebih benar dan lebih sesuai.
3. MEMBENCI ORANG YANG LEBIH BISA
Problem berikutnya yang menghinggapi seorang penyeru adalah
tidak bisa menerima kesuksesan orang lain sehingga timbul rasa benci, ini juga
penyakit berbahaya. Ketika rasa benci sudah muncul dalam hati para aktivis maka
apa yang terjadi adalah persaingan tidak sehat saling meniadakan, tidak saling
suport, padahal tujuan dari mereka semua awalnya sama yaitu menyejahterakan
masyarakat, tapi karena penyakit hati ini maka yang terjadi adalah saling
menjatuhkan yang berakibat merugikan masyarakat.
Seharusnya kelebihan yang dimiliki orang yang di sinergikan
dengan kelebihan kelebihan lain untuk mencapai hasil yang lebih baik, demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat.
4.MERASA DIRI PALING PENTING DAN DIBUTUHKAN
Penyakit merasa diri paling penting dan dibutuhkan membuat
kita seringkali memaksakan diri untuk selalu ada dalam setiap kondisi,
sebenarnya bagus apabila motovasinya benar tapi dengan motivasi ini maka yang
ada adalah sikap ujub. Berlanjut pada fikiran bahwa apabila tidak ada kita maka
hasil tidak akan bagus, kemudian merasa setiap ide dan pendapat kita adalah
yang paling baik dan harus dijalankan. Ini akan merusak kehidupan sosial dimana
kita berada. yakinlah bahwa kita hanya bagian kecil dari sistem yang ada
sehingga ketidak beradaan kita akan segera di isi orang lain yang bisa jadi
lebih cakap, lebih pintar dan berjalan lebih sukses. Ketidak adaan kita tidak
akan banyak berpengaruh atas kesuksesan suatu perencanaa karena kita hanyalah
bagian kecil dari sekenario Allah atas setiap peristiwa.
4. TIDAK MENYANDARKAN SETIAP AKTIVITAS KEPADA ALLAH
Sahabat sahabatku yang aku cintai karena Allah, inilah yang
paling penting dari semua penyakit di atas, seaktif apapun kita, sesukses
apapun, sebanyak apapun yang memuji, ketika setiap aktifitas tidak disandarkan
karena Allah dan untuk Allah maka semua akan sia sia, tanpa mendapatkan pahala
dari Allah SWT. Janganlah kita menjadi orang yang merugi, banyak bergerak dan
aktif tapi tidak mendapat nilai dimata Allah, ini terjadi ketika ke aktifan
kita hanya di dasari kebanggaan ketika mendapatkan pujian dan sanjungan. Kita
sibuk di lingkungan dan masyarakat agar dinilai menjadi orang baik dan menjadi
orang yang disegani oranglain. Bukan karena ingin mendapat ridho Allah.
Demikian sahabat sahabatku,
“Betapa ramainya orang yang berpuasa, tidaklah dia
mendapatkan pahala kecuali sekadar rasa lapar, dan betapa ramainya orang yang
menegakkan solat malam, tidaklah dia mendapatkan pahala kecuali sekadar menahan
diri daripada mengantuk.” (HR Ibn Majah dan An-Nasa’i)
bukan maksud saya menghentikan aktifitas kalian semua wahai
sadaraku, namun saya mengajak agar kita memperbaharui niat dan tujuan dari
keaktifan yang kita jalani, menjadikan lebih manfaat dan mendapat ridho Allah
SWT.
Semoga kedepan kita mampu menjaga diri untuk tidk
tergelincir pada penyakit diatas, amin.
Komentar
Posting Komentar