SOMBONGKAH
KITA ?
(Andi Abi
Abdullah )
Sahabatku
yang baik,
Dalam
hidup kita selalu berharap mendapatkan keindahan dunia dan kebahagiaan di
akherat. Dalam hidup kita beramal, beribadah begitu banyak karena mengharapkan
akhir dari semuanya adalah surganya Allah SWT.
Namun
tahukah kita bahwa dengan hal sederhana tapi justru mengantarkan kita kedalam
neraka?
itulah
sombong, seberapa kecilpun kesombongan yang kita miliki akan membuat kita
terperosok kedalam neraka.
Nabi saw. bersabda, “Tidak akan masuk
syurga, siapa yang di dalam hatinya terdapat seberat zarah kesombongan."
(HR Muslim)
walau
hanya dengan seberat zarah kesombongan, maka surga akan menolak kita dan dimasukan
kedalam neraka.
Benarkah
selama ini kita adalah orang yang sombong?
kita
merasa paling mengerti, paling pintar ketika berbicara tentang yang kita geluti.
Kita
merasa lebih alim lebih sholeh ketika melihat orang lain sedang kurang dalam
ibadah.
Kita
merasa paling banyak amalnya karena kita aktif dengan berbagai aktifitas sosial,
dan merasa paling berjasa.
Bahkan
kita merasa lebih kaya atau paling kaya ketika ada tetangga kita yang sedang
kesulitam keuangan.
yang
lebih extrim lagi adalah kita merasa lebih mulia dari orang lain karena kita
telah berhaji.
Inilah kesombongan yang sering kita lakukan,
maka apakah akan kita lanjutkan kesombongan tersebut ketika sudah tahu bahwa tempat kembalinya adalah
neraka?.
Sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Surah
An-Nisaa', ayat 36)
Apakah kemudian
mereka yang kurang ilmu, yang kurang amal, yang kurang ibadah, yang kurang
harta kemudian aman dari ancaman Allah?
“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak
bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya, dan baginya adzab yang pedih;
(yaitu) Orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin yang
sombong” (HR Muslim)
Orang miskin
yang sombong adalah bagian dari golongan yang tidak akan diajak bicara oleh
Allah.
Dalam pemahaman
yang lebih luas saya sampaikan bahwa orang yang mencela orang beramal dan
dianggap tidak ikhlas sementara dia sendiri tidak melakukannya adalah bagian
dari sombong.
Orang yang
mencela ibadah orang lain sementara ia tidak beribadah adalah bagian dari
sombong,
Orang yang
mencela kekurangan ilmu orang lain sementara dirinya juga tidak lebih berilmu
adalah sombong,
Orang yang
mencela yang berhaji hanya ritual wisata rohani sementara dirinya tak juga
berhaji adalah bagian dari sombong,
Orang yang
mencela rizky dan harta orang lain sementara dirinya tak memilikinya adalah
bagian dari sombong,
Kenapa saya
menyimpulkan begitu?
”Cukuplah seseorang dianggap melakukan
kejelekan apabila ia meremehkan saudaranya sesama muslim” (HR Muslim)
Janganlah
kekurangan yang ada pada diri kita, apapun itu, menyebabkan kita mencela
kelebihan yang ada pada orang lain ( meremehkan) apapun itu.
Sahabatku
yang baik,
Kesimpulan
dari semua itu adalah janganlah mudah berlaku sombong atas apa yang kita
miliki, dan apa yang tidak kita miliki. Jangan membuka peluang munculnya
sombong dalam hati dengan menilai jelek orang lain, apalagi baru katanya, dari
sumber manapun walaupun dari orang terdekat kita. Karena seringkali dari
penilaian jelek orang lain berlanjut pada merasa lebih baik/sombong.
Bisa
jadi orang tersebut memang jelek, tapi siapa tahu suatu saat hidayah
menyentuhnya dan membawanya pada taqwa yang besar, sementara kita telah
dirasuki kanker sombong dalam hati.
Bisa jadi
yang terlihat mata kita bukanlah sebenarnya yang terjadi, karena indahnya ikan
akan terlihat saat air danau itu sudah jernih.
Semoga kita
semua terbebas dari penyakit sombong dalam kelebihan maupun kekurangan kita,
amin.
Komentar
Posting Komentar