BERIKANLAH YANG ENGKAU CINTAI

BERIKANLAH YANG ENGKAU CINTAI
( Andi Abi Abdullah )

Sahabatku Ahli sedekah,
Pernahkah kita menerima suatu pemberian dari orang lain baik berupa makanan, atau barang yang kondisinya sudah kurang bagus?
Bagaimana perasaan kita saat menerimanya? Kurang nyaman tentunya, walaupun tidak sampai terucap dengan mulut kita,
Begitu juga saat orang lain menerima sesuatu dari kita yang kondisinya juga kurang bagus, dan tidak dijelaskan sebelumnya, tentu akan membikin orang tersebut tidak nyaman.
Ingatlah wahai sahabatku akan pesan Allah dalam surat ali imron : 92

“ kamu sekali kali tidak akan sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.....”

Dalam ayat tersebut Allah mengingatkan bahwa kita akan sampai pada kebaikan yang sempurna apabila menafkahkan (menyedekahkan) sebagian dari harta yang kita cintai, jadi apa yang kita berikan adalah bukan apa yang sudah tidak kita perlukan
Bukan apa yang sudah tidak kita pakai
Bukanlah sisa kita
Bukan harta yang sangat sedikit yang sudah tidak kita pedulikan.
Yang kita sedekahkan adalah sebagian harta dari yang sangat kita cintai walaupun terasa berat saat mengeluarkannya.
Rasulullah juga telah mengingatkan dalam sebuah hadist :

“Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bukan dalam kondisi sakit dan mengharap kesembuhan saja kita bersedekah, namun juga dalam kondisi sehat
Bukan dalam kondisi rela saja, bahkan ketika kita merasa berat mengeluarkannya
Bukan dalam kondisi berlebih saja kita bersedekah, namun juga dalam kekawatiran akan miskin dan berharap kaya
Dalam semua kondisi tersebut kita diminta mengeluarkan yang kita cintai untuk Allah agar kita sampai kepada kebaikan yang sempurna, bukan ukuran jumlah yang di hitung, bukan ukuran nominal rupiah yang di pertimbangkan, namun seberapa besar cinta kita pada harta tersebut, seberapa penting keberadaan harta tersebut buat kita.
Dalam hadist yang lain Rasulullah mengingatkan :

“ Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham.  Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, ‘ ‘Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)”

Lihatlah hadist tersebut, satu dirham memiliki nilai yang jauh lebih besar dihadapan Allah dibanding 100 dirham, karena bobot satu dirham itu adalah 50% dari yang dimiliki, sementara 100 dirham adalah bagian yang sangat kecil dari harta yg dimiliki.
Sahabatku yang aku cintai,

Marilah kita bersama sama mulai belajar berbagi dengan memberikan apa yang kita cintai, bersedekah dalam kondisi berat dan sulit, beramal ketika kita sedang membutuhkan, semoga dengan upaya tersebut kita dilihat oleh Allah dengan tatapan kasih sayang, dan kita digolongkan kedalam kelompok orang yang kebaikannya sempurna, amin.

Komentar