BIJAK DALAM MENDIDIK

BIJAK DALAM MENDIDIK
( Andi Abi Abdullah )

Sahabatku para orang tua,
Setiap kita ingin mendidik anak anak menjadi orang yang sholeh, orang yang mengutamakan Allah diatas yang lain.
Kita sebagai orangtua sering kali memberi nasehat agar anak menjadi lebih baik, namun tanpa kita sadari justru nasehat tersebut membuat pemahaman anak menjadi melenceng.
Kurang tepat dalam memberikan nasehat kebaikan akan menyebabkan anak mengalami kebingungan pemahaman dan justru salah dalam membuat kesimpulan.
Sebagai contoh,
Anak diajarkan untuk berjilbab, tidak sedikit ucapan yang kita sampaikan adalah “kamu akan lebih cantik kalau berjilbab”
Atau pujian yang kita berikan “ tuh kan, cantik banget kalau pakai jilbab!”
Ini akan memudahkan pemahaman anak untuk bergeser bahwa berjilbab agar lebih cantik, bukan semata mata menjalankan perintah Allah.
Begitu juga saat mengajarkan anak laki laki ke masjid dengaan pakaian yang pantas ( bagus ), yang sering disampaikan adalah malu sama teman teman, atau biar lebih ganteng. Ini juga membiaskan perintah Allah yang sesungguhnya bahwa Allah memerintahkan kita untuk berpakaian yang baik saat ke masjid,

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. ( QS. Al A’raf : 31 )

Berpakaian indah, berpakaian rapi saat ke masjid adalah perintah Allah, maka ajarkanlah itu, berikan pemahaman kepada anak bahwa berpakaian indah bukan karena malu kepada teman, tapi semata mata bentuk taat kepada Allah.
Masih banyak lagi contoh bagaimana kita sering salah kaprah dalam mendidik anak, benar maksud kita, baik tujuan kita, namun disampaikan dengan cara yang tidak tepat justru akan menghasilkan pemahaman yang keliru.
Mengajarkan anak berdoa agar Allah memenangkan dalam perlombaan, bukankah artinya Allah harus membuat kalah yang lain?
mengajarkan anak untuk berusaha (ikhtiyar ) dan berdoa, kenapa tidak berdoa dan berusaha?
Mencontohkan orang yang sukses adalah si fulan dan fulanah, orang yang punya jabatan dan  kekayaan, bukankah itu bukan kesuksesan yang sebenarnya?
Dan masih banyak lagi,
Semoga tulisan kecil ini menyadarkan saya yang dhoif, dan menyadarkan siapapun yang membaca untuk lebih hati hati dan bijaksana dalam memberikan bimbingan dan pendidikan kepada Anak anak sehingga jiwa mereka terbentuk secara utuh, lurus , bersih dan kuat dalam tauhid, hingga tidak salah membuat kesimpulan dalam membekali diri menjalani kehidupan yang semakin penuh tantangan ini , amin.
  


Komentar