JANGAN TERLALU BANGGA DENGAN AMAL DIRI

Sahabatku yang pandai dalam amal,
Setiap kita selalu berusaha berbuat yang terbaik, beramal dengan pilihan terbaik, ibadah dengan cara terbaik, semua semata mata agar diri ini menjadi orang yang disayang Allah. harapannya adalah menjadi wasilah bagi kita memasuki surganya Allah dengan segala keindahannya.
Namun ingatlah wahai sahabatku,
janganlah kita hanyut dalam berbagai kebaikan yang sudah kita lakukan kemudian menjadi terlalu bangga, hingga kemudian kebanggaan itu terlihat mulai bergeser ke arah sombong.
janganlah kita kemudian membandingkan kebaikan diri dengan kebaikan orang lain yang kemudian bergeser pada merasa lebih baik, memandah rendah, atau bahkan menghina atau mencemooh keadaan orang lain.

 Ingatlah akan sebuah hadist Rasulullah Saw sebagai berikut :
Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara diri-nya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga lantas ia memasukinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). (Muttafaq ‘alaih: al-Bukhari, no. 3208; dan Muslim, no. 2643)
tertulis dalam hadist tersebut bahwa seseorang yang melakukan amalan surga sepanjang hidupnya namun diakhir hayatnya melakukan amalan neraka maka ia masuk neraka, tidak kurang contoh yang seperti ini.
 tentu sahabat semua masih ingat kisah seorang muadzin yang menjalankan tugasnya sekian lama namun pada suatu hari karena melihat wanita cantik kemudian pindah agama untuk menikahinya, dan meninggal setelah murtadz tersebut.
Ada juga Sahabat nabi yang sekian lama berjuang bersama Rasul, namun jelang akhir hayatnya ia mengambil gonimah berupa jubah tanpa ijin hingga Rasulullah menyatakannya masuk neraka, ada juga sahabat yang berperang dengan hebatnya hingga menemui banyak pujian, namun diakhir hayatnya bunuh diri.
dari contoh contoh tersebut seharusnya sudah cukup membuat diri kita kawatir, seberapapun banyak amal kita, jangan terlalu bangga atas hal tersebut, kawatirlah, jangan sampai kemudian diakhir hayat kita menjadi su'ul khotimah.
maka berdoalah , selalu memohon kepada Allah agar dikuatkan iman, dijadikannya istiqomah, dan diakhirkan dalam khusnul khotimah.
point yang berikutnya adalah, janganlah kita mencela orang lain yang masih berbuat dosa, janganlah menghina, cukuplah sebagai pengingat diri, dan medan dakwah untuk kita , selalu tebarkan kebaikan dengan kasih sayang, semoga ia kembali ke jalan Allah.
Ingatlah akan hadist tadi, bahwa bukan tidak mungkin suatu saat ia bertaubat dengan taubatan nashuha, kemudian melakukan amal yang begitu baik hingga jauh melebihi kita, dan mengakhirinya dengan khusnul khotimah.
sekali lagi, selalu perbaiki kualitas diri, namun jangan terlalu berbangga hati atas amal tersebut, mohonlah agar istiqomah dan khusnul khotimah, semoga kita semua akan bertemu kembali disurganya Allah kelak. amin.

Komentar