BELAJAR
DARI MOTOR
Andi
Abi Abdullah
Sahabatku pecinta motor,
Saya punya sebuah motor yang sudah berumur 9 tahun,
Dulu saat masih baru bangga banget sama itu motor, Larinya gesit,
bensinnya irit, tampilannya menarik, rasanya sebuah kebanggaan menaiki motor
tersebut.
Kini si motor sudah mulai ngadat, tarikannya berat,
tampilannya kusam, dan suaranya kenceng tapi jalannya gak seberapa. Yang pertama
kali terlintas dalam pikiran saya adalah, maklum sudah tua, 9 tahun dipakai
bolak balik kemasjid. Wajarlah kalau mulai ngadat.
Namun ketika dijalanan ternyata saya melihat banyak motor yg
lebih tua tapi larinya masih ok, tampilannya masih menarik bahkan unik, itu
artinya alasan faktor usia tidak lah tepat.
Dalam perenungan saya kemudian mencoba menemukan penyebab,
Dulu rajin servis 3-4 bulan sekali, sekarang lupa kapan
terakhir ke bengkel
Dulu kotor sedikit buru buru di cuci, sekarang lupa kapan
kesentuh kanebo
Ini artinya bukanlah usia penyebabnya, tapi perawatan yang
menyebabkan kualitas motor itu terjaga atau tidak.
Bukankah seringkali barang yang sangat tua dan antik kalau
dirawat dengan baik justru harganya lebih mahal?
Sahabatku pecinta motor,
Begitu juga dengan iman kita, aktifitas ibadah kita, dakwah
yang kita geluti
Dulu jarak dan waktu tak menyurutkan langkah kita untuk mencari
ilmu, menghadiri kajian, mencari jalan menguatkan iman, tapi sekarang karena
alasan usia kita enggan untuk melangkah
Dulu kita pernah berada di barisan depan dalam dakwah yang
penuh tantangan, tapi sekarang kita menjadi pengkritik yang duduk di beranda
depan
Dulu ibadah sunah kita kejar laksana kewajiban, ibadah wajib
menjadi kebutuhan, tapi sekarang yg kita lakukan sekedar menggugurkan
kewajiban.
Apakah ini faktor usia sebagaimana motor tadi?
Tidak, ini semua karena kita tidak rajin ke bengkel hati
untuk menservis,
Karena kita lalai untuk segera mencuci hati saat saat
berbuat khilaf, tak segera bangun dan bangkit saat terjatuh
Karena kita tak lagi melihat jalan islam ini sebagai jalan
hidup, namun sekedar pelengkap kehidupan.
Sadarlah sahabatku , bangkitlah
Kita belum renta, dan bukan renta yang menggoyahkan langkah
kita
Tapi keyakinan yang mulai luntur itu yang menahan langkah
kita
Kita belum habis dan takkan pernah habis, bahkan bila maut
sudah menjemput
Karena ibadah akan membuahkan pohon pahala yang akan terus
berbuah, bahkan ketika kita sudah tiada.
Kuatkan hati, perbaiki niat, renovasi semangat,
Mari bersama sama kembali tebarkan keindahan islam,
kebenaran alquran, dan bersatu dalam barisan
Yakinlah akan janji Allah bahwa diakherat nanti kita akan
mendapatkan kemuliaan dengan menempati surga yang dijanjikan, insyaAllah, amin.
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat (kelompok)
yang mengajak kepada kebajikan (Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS.
Ali Imran : 104)
Komentar
Posting Komentar