MELIHAT
PILKADA DKI DARI SUDUT PANDANG POLITIK
Andi
Abi Abdullah
·
Surat terbuka dan terbatas untuk kader gerindra dan
kader pks.
Pilkada DKI telah
usai, walaupun hasil resmi belum diumumkan tetapi perhitungan cepat berbagai
lembaga surve telah memberikan hasil yang cukup meyakinkan kemenangan bagi pasangan
nomor 3 dengan selisih suara cukup besar, kita bersyukur karena ini adalah
kemenangan warga DKI yang telah dengan dewasa menentukan nasib wilayahnya untuk
5 tahun kedepan.
Ada satu hal yang
bagi kalian wahai para kader gerindra dan pks untuk fahami kenapa dalam proses
pilkada kemarin partai nasionalis dan agamis tidak memilih bergabung dalam
barisan nomor 3, dan memilih bergabung dengqn nomor lain di tinjau secara
politik bagi percaturan politik indonesia kedepan.
Sebagai pimpinan
partai tentu punya kewajiban untuk membesarkan partai yang dipimpinnya, punya
tugas ‘menyejahterakan’ anggota dan simpatisan partainya dalam kerangka rakyat
daan bangsa indonesia. Karena itu setiap keputusan politik yang diambil harus
mempertimbangkan keuntungan apa yang diperoleh partainya atas keputusan
tersebut.
Mari kita bandingkan
pilihan yang ada :
A.
Memilih dalam barisan no 2
-
Dari segi dukungan jelas kita melihat bahwa pemerintah berada
dibelakang berisan ini, artinya masuk dalam barisan nomor 2 akan lebih
menguntungkan untuk bisa ikut menikmati kekuasaan yang ada saat ini.
-
Dana yang cukup besar dari barisan ini tentu juga mengalir ke
partai pendukung, bila kalah mereka telah mendapat manisnya gula gula untuk menggerakkan
kader, bila menang maka gunung gula reklamasi akan ikut mereka nikmati
sepuasnya yang tak akan habis hingga masa jabatan mereka berakhir.
-
Pasangan nomor 2 tidak terlalu menonjolkan berasal dari
partai mana sehingga tidak ada partai utama yang bisa mengklaim apabila no 2
menang maka itu kemenangan partai tersebut, tapi kemenangan partai bersama,
sehingga 2019 mereka akan memulai star di garis yang sama.
B.
Memilih dalam barisan no 3
-
Dari segi dukungan terlihat jelas bahwa pasangan ini kurang
di dukung pemerintah, sehingga bila kalah maka partai pendukung akan makin
tidak “ditegur sapa’ oleh pemerintah. Sehingga menyulitkan partai untuk
bergerak menuju 2019.
-
Bergabung dibarisan ini kecil kemungkinan mendapat gula untuk
menggerakkan kader, justru peluangnya harus iuran biaya pilkada, ini pilihan
yang tidak mengenakan, sementara barisan lain menawarkan gula reklamasi.
-
Bila no 3 menang maka masyarakat nasionalis melihat unsur
PRABOWO / Gerindra adalah penentu kemenangan tersebut sehingga mereka akan
kembali mendukungnya di 2019, sementara partai nasionalis lain tidak serta
merta ikut mendapatkan keuntungan untuk 2019 nanti,
-
Bagi masyarakat agamis melihat kemenangan no 3 adalah
kemenangan PKS, sehingga itu akan menjadi modal besar untuk 2019 nanti,
sementara partai islam lain misal ikut bergabung di barisan no 3 tidak akan
dilihat masyarakat agamis sebagai pemilik kemenangan tersebut, tidak akan
memberikan dampak positif untuk 2019.
Dari beberapa pertimbangan tersebut maka
sangat wajar partai nasionalis maupun agamis menjauhi no 3 dalam pilkada
kemarin, karena kalah ataupun menang mereka tidak mendapatkan keuntungan yang
besar dibanding bila mendukung pasangan no 2.
Catatannya
adalah bahwa pilkada DKI ini dilihat oleh seluruh rakyat indonesia, dan jelas
akan sangat berpengaruh dalam penerimaan rakyat terhadap partai pengusung no 3,
karena itu kekaguman kepercayaan yang sedang tumbuh ini harus dijaga dengan
baik, dirawat dan jangan sampai ternodai oleh kasus yang tidak perlu,
tersangkut masalah korupsi, asusila dll. Seluruh unsur partai dari pimpinan,
dewan, kader, semua harus memiliki komitmen yang sama untuk berbuat yang
terbaik untuk negeri, jangan korupsi, jangan mudah menepuk dada, selalu siap
bersama rakyat dalam berbagai peristiwa yang mungkin terjadi.
Apabila semua bisa berkomitmen dengan baik
maka 2019 gerindra dan pks akan menjadi partai 3 besar di negeri ini,
IsnyaAllah.
Selamat bekerja, selamat berjuang para kader
gerindra dan pks, perjuangan belum berakhir, pilkada ini hanyalah stasiun awal
untuk mengisi bahan bakar, menuju 2019 yang sudah menanti.
Komentar
Posting Komentar