BELAJAR MENGHIDUPKAN HATI

BELAJAR MENGHIDUPKAN HATI
Andi Abi Abdullah


Sahabatku yang bijaksana,
Setiap kita berkewajiban untuk selalu belajar sejak dari lahir sampai ajal menjemput. Belajar tak berarti harus duduk dibangku sekolah atau masuk lembaga pendidikan, namun belajar juga bisa kita lakukan dengan mempelajari dan mengambil hikmah dari setiap kejadian dan peristiwa disekitar kita.
Syarat agar kita mudah mengambil pelajaran secara benar dari lingkungan sekitar adalah memiliki hati yang hidup, hati yang sehat, hati yang terpaut dengan Allah.

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tenteram. (QS. ar-Ra'd [13]: 28)

Diawali dengan keterpautan hati terhadap Allah, selalu menjadikan Allah sebagai sandaran dan tujuan menjadikan kita mudah mengambil hikmah atas setiap kejadian yang ada disekitar kita,

Melihat anak anak mengamen atau meminta di jalanan kita terenyuh, berempati atas mereka, sekaligus bersyukur atas kondisi kita yang lebih baik.
Melihat orang yang lebih tua kita harus belajar darinya, karena ia telah memiliki amal yang jauh lebih banyak dari kita.
Melihat orang yang lebih muda kita mencintainya, karena dosanya lebih sedikit dari kita yang lebih lama berada di dunia.
Melihat indahnya embun pagi kita memuji Allah dan membayangkan indahnya surga diakherat nanti.
Melihat panasnya kobaran api membuat hati kita takut betapa panasnya neraka jauh melebihi dari api tersebut.
Melihat orang sukses yang lalai kita beristigfar sekaligus bersyukur dengan kondisi yang ada, sekaligus mengambil pelajaran.
melihat orang yang belum beruntung kita ikut berempati, sekaligus makin meyakini bahwa Allah sang penentu takdir.

Dan banyak hal lain yang bisa kita pelajari dari lingkungan dan dari berbagai peristiwa disekitar kita.
Dengan selalu berfikir positif/ huznudzon, dan menyandarkan setiap peristiwa kepada Allah maka hati akan makin baik, makin sehat, kemudian akan mengubah prilaku kita menjadi lebih baik dalam beribadah dan lebih baik  dalam bergaul dengan orang lain.

Ketahuilah bahwasanya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya, ketahuilah dia adalah hati. (HR. Bukhari 52, Muslim 1599)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab “Al Tuhfah Al ‘Iraqiyah” beliau berkata ; ” ... inti agama ini pada hakikatnya adalah perkara-perkara batin (hati) berupa ilmu dan amalan hati, adapun amalan dzhahir (anggota tubuh) maka ia tidak bermanfaat tanpa adanya amalan hati”.

Ketika hati sudah menjadi sehat, terpaut selalu kepada Allah, hati menjadi hidup dalam arti yang sebenarnya maka insyaAllah kita akan terhindar dari penyakit hati,

Ujub, mengagumi diri dan merasa lebih baik dari orang lain
Riya, menunjukan amal agar dipuji  orang lain
Sum’ah, menceritakan amal agar dipuji orang lain
Dengki, tidak suka atas prestasi orang lain
Takabur,  membanggakan diri sampai pada merendahkan orang lain.

Demikian sahabatku, semoga dengan selalu berupaya menjaga hati, menghidupkan hati, maka kita bisa menjadi pribadi yang dicintai Allah , kemudian dicintai malaikat, kemudian pada akhirnya akan di cintai saudara saudara kita yang beriman, amien.




Komentar