BERBEDA
TAK BERARTI MEMBENCI
Andi
Abi Abdullah
Sahabatku
yang berbudi,
Sudah
menjadi sunatullah bahwa kita diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa,
berbeda warna kulit dan bahasa, maka marilah melihat perbedaan tersebut menjadi
rangkaian sebuah warna pelangi, yang terlihat indah karena saling mengisi.
Berbeda
tak berarti membenci, karena setiap jalan yang ditempuh seseorang tentu
memiliki tujuan dan caranya sendiri. Selama jalan yg dipilih memiliki dasar
hukum yang diikuti, maka tak perlu saling mencaci, hanya karena berbeda dalam
hal ijtihad ibadah.
Janganlah
merasa paling mengerti, hingga ketika
melihat seseorang yang melakukan sesuatu yang berbeda kemudian dihakimi,
keterbatasan ilmu kita jangan membuat kita buta bahwa kebenaran bisa muncul
dimana saja, dari siapa saja.
Cobalah diajak diskusi hingga kita tahu apa
yang menjadi dasar dari perbedaan itu,
bila
kita yang salah maka ikutilah mereka,
bila mereka yang keliru maka luruskahlah,
namun bila tidak bisa sampai pada titik temu
maka hargailah,
selama
perbedaan itu memiliki dasar hukum masing masing maka hormatilah perbedaan
pendapat tersebut, janganlah saling membenci.
Kembalilah
kepada Allah, ingatlah bahwa kita akan dihisab atas amal kita, bukan amal orang
lain, jadi jangan sibukkan diri menilai amal orang lain hanya kareha berbeda
dengan yang kita lakukan.
Allah
‘Azza Wa Jalla berfirman :
(فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ)
“Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya” An Nisa 59
Kembalikan
semua urusan kepada Allah dan Rasulullah, jadikan itu pegangan, bila sama sama
memiliki pegangan namun berbeda dalam pelaksanaan maka yakinlah kita tidak akan
disalahkan atas apa yg diperbuat orang lain.
Betapa
banyak pendapat yg berbeda di sekeliling kita, betapa banyak amalan yang tidak
sama, jangan karena itu kita merusak kedamaian hati dengan membenci. Tetap damailah,
tetap tenang dan bersabar, karena kita dinilai atas apa yg kita lakukan, bukan
amal orang lain.
Teringat
pesan indah syech hasan al banna yang baik untuk kita renungkan :
“Bahwa perselisihan dalam
masalah furu’ (cabang) merupakan masalah yang mesti terjadi. Hal itu karena
dasar-dasar Islam dibangun dari ayat-ayat, hadits-hadits dan amal, yang kadang
dipahami beragam oleh banyak pikiran. Karena itu, maka perbedaan pendapat pun
tetap terjadi pada masa sahabat dulu, Kini masih terjadi dan akan terus terjadi
sampai hari kiamat. Alangkah bijaknya Imam Malik ketika berkata kepada Abu
Ja’far, tatkala Ia ingin memaksa semua orang berpegang pada Al-Muwatha’
(himpunan hadits karya Imam Malik), “Ingatlah bahwa para sahabat Rasulullah
telah berpencar-pencar di beberapa wilayah. Setiap kaum memiliki ahli ilmu.
Maka apabila kamu memaksa mereka dengan satu pendapat, yang akan terjadi adalah
fitnah sebagai akibatnya.”
Semoga
semakin banyak kita belajar ilmu akan menjadikan kita semakin bijak dalam
bersikap, santun dalam berpendapat, khusu’
dalam ibadah, dan makin yakin akan kebenaran kehidupan akherat, amien.
Komentar
Posting Komentar