BANYAK PENCERAMAH SEDIKIT ULAMA

BANYAK PENCERAMAH SEDIKIT ULAMA
Andi Abi Abdullah


Sahabatku yang pandai mengukur diri,
Era keterbukaan terhadap media telah cukup mewarnai kehidupan sosial kita, segala informasi mudah kita dapatkan melalui media sehingga kejadian disuatu wilayah yang jauh dapat kita ketahui segera setelah kejadian tersebut.  Kemajuan teknologi juga telah membuat sebuah ilmu yang tertulis dalam lembaran kertas dalam sebuah buku menjadi mudah dibaca dan dicari dengan perangkat IT, begitu juga ilmu tentang agama. Dampaknya adalah makin banyak orang mudah belajar agama  dari media, menyebarkan pemahaman agama melalui media tanpa ada control apakah pemahaman tersebut benar atau salah, sesuai atau keliru.

Seseorang tidak harus menjadi pandai untuk bisa menyebarkan pemahaman pribadinya, seseorang tidak harus faham atas sesuatu untuk menyebarkan pemikirannya, sehingga akhirnya menjadi lingkaran setan, pemikiran keliru seseorang disebarkan dan diterima orang yang lemah pemahaman kemudian dijadikan hujjah, dijadikan dalil untuk membenarkan sesuatu kemudian disebarkan .
Ketika ini sudah beredar di media sosial, muncul pro dan kotra, maka akan sulit untuk mengontrol atau menarik kembali pemahaman yang keliru tersebut.
Rasulullah pernah mengingatkan dalam hadistnya :

..... dan akan datang suatu zaman yang ulamanya sedikit dan penceramahnya banyak, peminta mintanya banyak dan yang memberi sedikit, berilmu pada waktu itu lebih baik dari beramal..... (HR. Ath-Thabrani)

Mungkin zaman yang dimaksud rasulullah adalah zaman sekarang yang sedang kita jalani, banyak sekali kita temukan para penceramah agama namun sesungguhnya ia bukanlah orang yang berilmu (ulama). Menyampaikan pemahaman atas dasar pemikirin pribadi tanpa disandarkan pada hukum Allah
Bahkan ketika pemikirannya bertentangan dengan hukum Allah maka ia mengatakan hukum Allah sudah tidak relevan, tidak uptodate, harus direvisi atau bahkan di tinggalkan.....
Inilah kekeliruan  besar yang terjadi pada zaman ini,  ketika penceramah kurang ilmu menyampaikan pendapatnya dengan meninggalkan hukum Allah maka yang akan di pakai adalah hukum selain dari Allah, bila itu terjadi maka kita sedang merintis jalan menuju kesesatan.

“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, .....” Al isra’ 36.

Sahabatku yang alim,
Mari kita bersama sama belajar lebih baik dan baik lagi, agar memiliki ilmu yang cukup untuk beribadah,
Memahami tauhid hingga lurus dalam ber akidah
Memahami fiqih agar benar dalam menjalankan ibadah dan bijaksana dalam melihat perbedaan
Kemudian menyampaikan kepada orang lain berdasarkan ilmu yang telah disepakati kebenarannya oleh para ulama, bukan atas pemikiran sendiri atau pernyataan dari orang yang belum cukup ilmu untuk di pakai pendapatnya. 

Semoga dengan terus belajar membuat kita semakin baik dalam akidah, khusu’ dalam ibadah, bijak dalam berdakwah, santun dalam bermuamalah, aamiin.


Komentar