DIMANA POSISI KITA?

DIMANA POSISI KITA?
Andi Abi Abdullah


Belajar dari peristiwa besar 212, kita melihat dan kita terlibat dalam persatuan umat
Tidak ada yang membanggakan bendera kelompok NU dan Muhammadiyah, Persis atau Al Irsyad, Salafi atau HTI, semua bersatu dalam barisan yang sama UMAT ISLAM INDONESIA.
Dari peristiwa 212 lahir berbagai gerakan umat, gerakan ekonomi, kesadaran berjamaah, kesadaran persatuan, kesadaran bahwa kita memiliki banyak persamaan dibanding segelintir perbedaan.
Menjadi naif kalau saat ini kita masih membicarakan qunut atau tidak
Memalukan kalau saat ini kita masih meributkan celana cingkrang
Menyedihkan ketika saat ini kita masih meributkan kilafiah tanpa menghargai perbedaan

Lalu dimana posisi kita sekarang?
Saat umat mulai bersatu meninggalkan perbedaan,  saat umat mulai melangkah bersama menuju persatuan?
Apakah kita masih menjadi orang yang nyinyir dipinggir jalan hujat sana hujat sini
Mahir dalam perdebatan, namun sesungguhnya belum melakukan apa apa
Dimana posisi kita sekarang?
Saat jamaah islam mulai rapi membentuk barisan, dan menguatkan perbaikan disegala bidang
Apakah kita masih asyik dengan mencibir kesana kemari tapi ada solusi, hanyut dalam penyakit hati , bangga dengan amal diri, tanpa sadar tertinggal jauh dari pergerakan umat ini?
Bersatulah wahai umat, raih kemuliaan dengan mengedepannya persamaan, jauhi perbedaan, hargai yang berbeda tanpa harus mencela, hindari kalian tercerai berai.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. [Ali Imran: 103]

Tegaskan posisi diri bahwa kita menjadi bagian dari perubahan menuju kebaikan, mungkin kecil yang bisa kita lakukan, mungkin tak seberapa nilai yang kita tambahkan, namun itu adalah pembuktian dimana posisi kita berada, dalam barisan umat yang bersatu dalam perbedaan.

Ingatlah hadist Rasulullah Saw :
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya menguatkan yang lainnya.”

Maka kuatkan posisimu, kuatkan ikatanmu, agar umat ini bisa membanggakan dihadapan Allah dan Rasulullah kelak, amin.



Komentar