KOTOR HATI MEMBUAT HIDUP SENGSARA


KOTOR HATI MEMBUAT HIDUP SENGSARA
Andi Abi Abdullah


Wahai jiwa jiwa yang memiliki hati,

Ketahuilah bahwa segala prilaku yang kita lakukan adalah buah dari gerak hati yang kita miliki,
Apa yang kita fikirkan adalah apa yang hati kita bisikkan
Karena itu maka jagalah hati agar prilaku kita tidak menyimpang, hidup kita tidak salah langkah dan kebahagiaan tidak menjauhi kita.

Diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘… Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia itu adalah hati.'” (Muttafaq ‘alaihi)

Bila hati kita kotor maka apa yang terfikir dalam kehidupan kita sehari hari adalah kesulitan, kejelekan, kekurangan, fitnah, ghibah, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Selalu saja sudut pandang kita adalah kekurangan dan kesulitan.
Bahkan terik matahari pagi terasa sebuah kesulitan, padahal itu berkah bagi para petani yang menjemur padi, atau pedagang es yang berharap dagangannya laku,
Kempesnya ban mobil atau motor adalah kesialan, padahal itu jalan untuk berbagi rizky dengan tukang tambal ban
Kalahnya dalam kompetisi dianggap kehancuran karir, padahal itu sarana Allah agar kita tidak sombong dan terlalu bangga diri
Bahkan sakit yang Allah berikan bisa jadi adalah cara Allah melebur dosa kita bila dijalani dengan ikhlas dan tawakal, bukan malah su”udzon kepada Allah telah berlaku tidak sayang atau tidak adil kepada kita.

Intinya adalah tidak ada yang sia sia atas apa yang terjadi pada kita, ada rencana Allah disitu, sehingga tidak perlu kita kotor hati, baik terhadap orang lain apalagi terhadap Allah SWT.

Bila hati kita kotor ( berpenyakit) maka segala hal akan terlihat susah, sakit, sulit dan sengsara
Namun bila kita mensikapi dengan cara yang benar maka insyaAllah hati kita akan damai, tentram dan hidup terasa mudah.
Bahkan bila kita terus memelihara hati yang kotor, tidak segera bertobat dan memperbaiki diri, maka Allah justru menambahkan penyakit dalam hati kita dan menjanjikan siksa yang pedih kepada mereka.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.(Al baqarah 10)

Tanda seseorang mulai dihingga penyakit hati adalah munculnya rasa was was atas segala sesuatu, dari sini kemudian kita diuji, apakah was was ini akan menuntun kita pada kesalahan yang lebih besar dengan memperturutkan penyakit hati, atau segera istighfar mohon ampun kepada Allah atas rasa was was tersebut.
Telah Allah ingatkan didalam alquran bahwa apabila rasa was was mulai menghinggapi kita maka segeralah ingat kepada Allah karena dengan itu Allah akan tunjukan kekhilafan yang telah kita lakukan.

Al A’Raaf ayat 201:
 Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Wahai pemilik hati yang bersih,

Mari jagalah hati kita agar bisa menjadi kompas dalam memilih salah dan benar, dapat menjadi alarm bahaya bagi iri, dengki, hasad, dan sombong, dapat  menuntun kita kepada cahaya Allah.
Yakinlah bahwa ketika hati kita mudah membenci, tidak suka, atas kebaikan orang lain maka sesungguhnya hati kita sedang sakit,
Yakinlah ketika ukuran benar salah atas sesuatu dilihat dari siapa orang yang berbicara maka hati kita sedang sakit,
Yakinlah ketika kita merasa harus mengalahkan orang lain, menolak  orang lain, apapun yg dilakukan orang tersebut, maka hati kita sedang sakit.
Yakinlah ketika kita nikmat menceritakan kejelekan orang lain baik fitnah maupun ghibah maka hati kita sedang sakit.

Bertobatlah,   istighfar,   perbaiki diri,  agar hidup kita lebih damai dan kita bisa merasakan manisnya ibadah dan  indahnya iman.

Terakhir, teringat pesan yang dalam dan indah dari abu dujana yang berkata , “Tidak ada sebuah amalan yang paling aku yakini bisa memberi manfaat bagiku di akhirat selain dua perkara.
Yang pertama,  aku tidak pernah berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku.
Dan yang kedua, selamatnya hatiku terhadap kaum muslimin.”

Semoga hati kita selamat dari urusan orang lain, aamiin.

Komentar