BELAJAR DARI SECANGKIR KOPI


BELAJAR DARI SECANGKIR KOPI
Andi Abi Abdullah



Sahabatku yang bijaksana,

Menikmati pagi ditemani secangkir kopi adalah momen sederhana yang indah, apalagi ditemani sahabat sahabat yang sholeh, yang saling mengingatkan dalam khilaf, saling mensuport dalam amal, sehingga persaudaraan ini bisa membuat kualitas kita menjadi lebih baik.

Bicara soal kopi,
Buat orang awam seprtinya saya kopi ada 2 jenis, kopi hitam dan kopi susu, rasa juga Cuma ada 2, kurang gula atau kebanyakan gula, itu saja komentar yang bisa diberikan ketika ditanya soal kopi.
Tapi ternyata menurut ahli kopi,  kopi itu banyak macamnya, jenisnya, kualitasnya.

Seorang ahli hanya dengan meminum seteguk saja bisa tahu mana kopi lampung mana kopi aceh, mana kopi luwak dan mana kopi coklat, bahkan dengan mencium aromanya ia bisa tahu kualitas kopi tersebut.
Sehingga kita bisa simpulkan, kualitas kopi adalah dari kopi tersebut, bukan berdasar tempat jualnya di tenda atau di cafee, bukan digelas atau di cangkir,  bukan disajikan dimeja kayu atau di meja marmer, rasa kopilah yang menentukan kualitasnya, bukan tempat penyajiannya.

Sahabatku pecinta kopi,

Mari kita coba perhatikan hadist Rasulullah berikut :

"Sesungguhnya Allah tidak menilai kalian dari lahiriyah dan penampilan, akan tetapi Allah menilai isi hati kalian". [Sahih Muslim]

Rasulullah mengingatkan kita bahwa kualitas diri kita dihadapan Allah bukanlah dari lahiriah saja, namun isi hati kita, iman kita, kebersihan hati dan ketaatan atas perintah dan larangan saat sendiri maupun dihadapan orang banyak.

Boleh saja kita meminum kopi dari cangkir yang bagus dan mahal tapi kalau kopi yang kita isikan kurang berkualitas rasanya tidak  akan enak.
Boleh saja kita berbaik baik dihadapan banyak orang, mengharap penerimaan yang baik, namun sesungguhnya yang lebih utama adalah kebaikan itu juga yang ada didalam hati kita, bersih hati, tidak mendengki, taat pada perintah dan larangan saat sendiri maupun dalam keramaian.
Dengan cara tersebut insyaAllah kita akan mulia dihadapan Allah, tidak hanya di hadapan manusia.

"Iman itu bukan sebatas penampilan dan angan-angan, akan tetapi iman adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibenarkan oleh tingkah laku".

Sebagaimana orang awam hanya tahu kopi hitam dan kopi susu, maka banyak juga orang yang bisa tertipu dengan tampilan lahiriah seseorang, namun ahli kopi bisa membedakan kopi dari aromanya, begitu halnya bagi orang orang yang telah dibukakan tabir hatinya oleh Allah, ia akan mampu mengetahui gambaran kualitas seseorang dari ucapan atau prilaku lahiriahnya.
Janganlah lagi hanya membaguskan penampilan saja, mari kita baguskan juga hati kita, hingga Allah meninggikan derajat kita dan para sahabat menyayangi kita.

Semoga dengan saling mengingatkan dalam khilaf, mensuport dalam kebaikan membuat kita makin saling mencintai sebagai sesama saudara muslim, aamiin.


“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” [An-Nisaa':142]


Komentar