BOLEHKAH BERLAKU ISENG ?


BOLEHKAH BERLAKU ISENG ?
Andi Abi Abdullah


Sahabatku yang suka iseng,
Berlaku iseng atau bercanda sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari hari, sehingga sepertinya tidak akan berwarna hidup tanpa ada candaan (iseng).
Ternyata iseng juga dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat, namun tentu dengan koridor tidak berlebihan, tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian pihak lain. Yang lebih penting lagi adalah  kita harus faham dengan siapa kita akan berbuat iseng, mengerti karakternya sehingga dampak candaan atau iseng kita tidak melukai perasaannya.
Rasulullah pernah memeluk sahabat Zahir bin haram ketika ia sedang menjual barang dagangan di pasar. Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memeluknya dari belakang, sehingga ia tidak dapat melihat beliau.
Zahir bin Haram pun berseru: “Lepaskan aku! Siapakah ini?”
Setelah menoleh iapun mengetahui, ternyata yang memeluknya ialah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam cerita yang lain, sahabat Nuaiman membeli madu dari seorang Badui Tanpa membayarnya, kemudian Nuaiman mengajak orang Badui tadi menghadap Rasulullah SAW dan menyerahkan madu tersebut kepada Beliau sebagai tanda hadiah. Rasulullah senang dengan hadiah Nuaiman dan kemudian membagikannya kepada yang hadir sampai habis.
Kemudian Nuaiman berbisik kepada orang Badui ,
“Mintalah bayarannya di sini,”
Kemudian arab badui tersebut bertanya “Apa maduku  akan dibayar?”
Mendengar pertanyaannya, Rasulullah SAW pun tersadar dan tak ada yang berani melakukan ini kecuali Nuaiman. Kemudian Rasulullah SAW menghampiri Nuaiman dan bertanya mengapa dia melakukan ini semua.
“Aku ingin berbuat baik kepadamu, tetapi aku tidak memiliki apa-apa,” jawab Nuaiman.
Rasulullah tersenyum geli dan membayar madu tersebut.
Itulah contoh candaan atau iseng yang dilakukan sahabat, bercanda tapi terukur, tidak mengecewakan dan menyakiti yang di candai. Tidak berlebihan dan tidak bohong.
Bahkan Rasulullah mengingatkan dalam sebuah hadistnya :

“Janganlah salah seorang kalian mengambil barang temannya (baik) bermain-main maupun serius. Meskipun ia mengambil tongkat temannya, hendaknya ia kembalikan kepadanya.” H.R. Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan Al-Hakim.
Terkadang ada orang yang mudah panik ketika barangnya hilang, karena itu dilarang kita mencandai dengan mengambil atau menyembunyikan barang teman.
Dalam hadist yang lain Rasulullah melarang bercanda dengan senjata :
“Janganlah salah seorang kalian mengacungkan kepada saudaranya dengan senjata, karena dia tidak tahu, bisa jadi setan mencabut dari tangannya, lalu dia terjerumus ke dalam neraka.” Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah
Sahabatku yang senang bercanda,
Bercanda itu perlu, untuk menyegarkan suasana dan merawat kedekatan kita dengan teman teman, tapi bercanda yang berlebihan terkadang justru menyakitkan bagi sebagian yang lain, karena itu pandai pandailah bersikap, mawas diri, dan jangan berlebihan dalam melakukan sesuatu.
Semoga kita semua bisa menjaga sikap dan prilaku sehingga tidak menyakiti orang lain, aamiin.






Komentar