BALADA
SEBUAH KAPAL
Alkisah,
Dahulu kala ada sebuah kapal yang didandani sangat indah,
menjanjikan pelayaran yang nyaman menuju pulau *serambi surga”, sebuah pulau
yang gemarh ripah lohjinawa, ayem tentrem kerto raharjo, makanan berlimpah dan
murah, pekerjaan banyak dan gampang, usaha meroket dan menguntungkan, segala
sesuatu yang kita inginkan amat mudah untuk kita dapatkan.
Banyak yang tertarik hingga bergabung menaiki kapal tersebut,
berbekal mimpi dan janji semua berbinar bahagia meninggalkan pantai menuju
pulau serambi surga.
Kapalpun mulai berlayar, hari berganti hari, bulan berganti
bulan, hitungan tahun mulai terlewati, namun belum ada tanda tanda kapal akan
sampai ketempat tujuan.
Ketika penumpang mulai resah dan mempertanyakan, maka diminta
bersabar karena nahkoda akan membangun koridor antar kamar dan koridor antar
ruangan agar nyaman di lalui.
Ketika penumpang mulai kasak kusuk, dijanjikan saat mendarat
nanti akan mendapat berbagai tiket hiburan, dari tiket sembako sampai tiket ke
dufan, semua agar tetap duduk tertib dan tenang.
Sementara karyawan kapal juga mulai bosan, mereka tahu kalau akapal
hanya berputar putar ditengah lautan tanpa tujuan, karena sang nahkoda tak tahu membaca peta ,
kompas dan gps, ia hanyalah pelayan dari bos bos besar yang duduk santai
dibelakang ruang kemudi.
Waktu kian panjang, kapal mulai kehabisan bahan bakar, dinding
kapal mulai retak, mesin tak lagi terdengar merdu, satu persatu karyawan kapal
sembunyi sembunyi berkemas dan pergi dengan sekoci. Sebagian lagi mulai memakai
pelampung, tak sedikit yang mulai emosi.
Melihat semua itu, nahkoda yang “bijak” membuat janji baru, akan
menaikkan gaji karyawan setelah sampai pulau tujuan, penumpang diberikan menu
makan yang enak dengan disuguhi hiburan dangdutan, supaya lupa kemana tujuan awal
mereka.
Lambat laun, dinding kapal yang retak mulai banyak, kapal mulai
oleng kian tak jelas tujuan, makin banyak karyawan pergi dengan sekoci, mulai
keributan antar mereka memperebutkan pelampung yang tersisa.
Sebagian penumpang mulai sadar, keributan mulai terjadi, ada yang
menumpang sekoci, ada yang terjun kelaut, tak sedikit yang bertahan dikapal
menghibur diri, memuja sang nahkoda akan tetap membawa mereka sampai tujuan,
namun sesungguhnya gusar tak bisa dipungkiri.
Lalu dimanakah kita saat ini, apakah kita adalah orang yang tetap
tinggal dipantai tak tertarik dengan janji surgawi kapal itu?*
Atau kita adalah bagian dari karyawan yang pergi dengan sekoci?
Atau kita yang terjun kelaut dengan pelampung?
Ataukah yang sibuk menghibur diri didalam kapal walau sudah tahu
kapal akan tenggelam?
Apapun pilihan kita, diposisimanapun kita menempatkan diri,
sesungguhnya kita sama sama meyakini kapal ikut akan karam dan tenggelam,
bedanya adalah kita akan ikut tenggelam atau kita yang akan sampai ke pulau
serambi surga dengan kapal baru dan nahkoda baru, yang memahami bagaimana
mengarahkan kapal sesuai dengan tujuan.
Semoga kita semua baik yang tinggal dipantai tadi, yang naik
sekoci, yang berenang, terselamatkan dengan nahkoda baru, aamiin,
*Andi Abi Abdullah*
#nahkodabaru
#prabowosandi
#serambisurga
Komentar
Posting Komentar