OBAT TIDAK TAHU ADALAH BERTANYA


OBAT TIDAK TAHU ADALAH BERTANYA
Andi Abi Abdullah


Sahabatku yang pandai,
Allah menciptakan kita berbeda beda dalam bentuk fisik, juga berbeda dalam kemampuan. Ada yang dilebihkan dalam satu hal namun Allah beri kekurangan pula dalam hal yang lainnya. Allah lemahkan kita di satu bidang namun Allah mahirkan kita di bidang yang lain, semata mata agar kita menjadi orang yang tidak rendah diri atas kekurangan juga tidak sombong atas kelebihan yg kita miliki.
Dengan sunatullah tersebut kemudian kita bisa saling membantu dan saling membutuhkan, sehingga tidak ada orang yang mengetahui semua hal, bisa semua hal, Selalu ada sesuatu yang ia belum faham sehingga membutuhkan orang lain.
Catatannya adalah jangan mencari kefahaman atau penjelasan kepada orang secara acak, namun carilah kepada yang memiliki ilmu atas persoalan tersebut. Karena ketika kita mencari jawaban kepada orang yang tidak faham besar kemungkinan jawaban itu salah atau tidak tepat. Begitu juga apabila kita menjadi pihak yang ditanya, bila memang tak memiliki pengetahuan atas itu maka jangan mencoba memberikan jawaban tanpa dasar, karena bisa jadi dengan jawaban kita yg besar kemungkinan salah kemudian yg bertanya menjadikan hujjah untuk melakukan sesuatu yang salah.
Al-Qur’an telah mengingatkan kita dalam ayat :
 “Bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan bila kalian tidak mengetahui,” (Surat Al-Nahl ayat 43).

bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan atas persoalan yang ada, agar bisa diselesaikan secara tepat. Atau bertanyalah ke beberapa orang yang kita yakini memiliki ilmu agar ada pembanding sebelum mengambil kesimpulan.

Sahabatku yang cerdas,
Ada sebuah riwayat yang di sampaikan oleh Jabir Rashiyallahu anhu atas suatu peristiwa,
Kami berangkat dalam satu perjalanan lalu seorang dari kami tertimpa batu dan melukai kepalanya. Kemudian malamnya  orang itu mimpi “basah”  lalu ia bertanya kepada para sahabatnya, ‘
Apakah kalian mendapatkan keringanan bagiku untuk tayammum ?”
Mereka menjawab, “Kami memandang kamu tidak mendapatkan keringanan karena kamu mampu menggunakan air.”
Lalu ia mandi kemudian meninggal. Ketika kami sampai dihadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, peristiwa tersebut diceritakan kepada beliau dan Beliau bersabda, “Mereka telah membunuhnya. Semoga Allâh membalas mereka. Tidakkah mereka bertanya jika tidak mengetahui ? Karena obat dari tidak tahu adalah bertanya. Sesungguhnya dia cukup bertayammum [HR Abu Daud dalam sunannya dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ , no. 4362]

Lihatlah dalam riwayat tersebut, bagaimana ketika bertanya kepada orang yg tidak tepat berakibat fatal dengan kematiannya. Maka menjadi penting bertanya kepada orang yang alim/berilmu dan bijaksana yang mampu melihat persoalan dari semua sisi. Lihat pula bagaimana sahabat yang mudah memberikan jawaban tanpa ilmu atas hal tersebut, akibat perbuatannya menyebabkan yang bertanya tersebut meninggal, bahkan Rasulullah menganggap mereka telah membunuhnya. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita untuk tidak mudah berhujjah, tidak mudah member nasehat, tidak mudah membuat keputusan tanpa pemahaman yang cukup atas sebuah persoalan, agar apa yang kita sampaikan,
Apa yang kita nasehatkan,
Apa yang kita putuskan tidak menjadi muharot bagi orang lain.

Sahabatku yang  bijaksana,
Rasululah mengingatkan kita bahwa obat tidak tahu adalah bertanya, maka bertanyalah atas apa yg kita tidak ketahui kepada orang yang berilmu. Tak perlu malu dianggap tidak pintar karena bertanya, tak perlu memaksakan diri menjawab kalau memang tidak faham.
 karena sesungguhnya dibalik kekurangan kita adalah kelebihan yang Allah berikan,
dibalik kelebihan ada kekurangan yang Allah sematkan,
semoga kita lebih mawas diri dan menjadi orang yang lebi bermanfaat untuk orang lain, aamiin.






Komentar