BELAJAR
DARI MATAHARI
Andi Abi Abdullah
Sahabatku
yang sehat dan bahagia,
Sejuknya embun pagi menyambut terbit matahari, makin mendamaikan
hati yang tenang diselimuti dzikir subuh pagi ini. Matahari
memancarkan sinarnya pelan, lembut, makin lama terasa semakin menghangat,
membangunkan dunia untuk segera beranjak dari peraduannya, menuju aktifitas
rutin, menjalankan kewajiban dunia.
Pernahkah kita merenung, kenapa panasnya matahari merambat
pelan, tidak langsung panas?
Pernahkan kita mengambil pelajaran dari hangatnya mentari
bertahap menuju panas menyengat?
Sahabatku
yang pandai mengambil hikmah,
Allah menjadikan setiap peristiwa tidak ada yang sia sia,
semua tersusun rapu dengan segala hikmah didalamnya . Al Quran Surat Ali Imran
ayat 191:
".........Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab
neraka."
Sebagaimana matahari yang menghangatkan kita bertahap
pelan pelan, begitu juga denga manusia dalam berupaya menaikkan kualitas diri. Semua
butuh proses, semua dijalani dengan tahapan yang panjang dan tidak mudah. Karena
itulah kemudian kita bisa melihat orang dengan berbagai karakter berbagai latar
belakang memiliki amalan yang berbeda beda, pemahaman yang belum sama, namun
sesungguhnya semua itu menuju muara yang sama yaitu Ridho Allah AWT,
Apakah dengan proses, waktu , latar belakang, dan
kemampuan yang berbeda beda kemudian bisa menilai kualitas iman seseorang dari
berapa lama beribadah?
Dari berapa banyak sujud?
Dari berapa banyak sedekah?
Dari berapa ribu dzikir?
Dari berapa banyak amal ibadah?
T I D A K !!!!
Bukan dengan itu semua Allah menilai kualitas seseorang ,
Dengan maha bijaksananya Allah menilai kualitas seseorang
berdasarkan tingkat ketaqwaannya. Bukan dari status sosialnya, bukan dari
sedekahnya, bukan dari dzikirnya, bukan dari banyak sholatnya, namun dari
ketaatannya atas perintah Allah, perintah menjalankan yang disukai Allah, menjauhi
apa yang tidak disukai Allah. Menjadikan Allah sebagai acuan dalam
beraktifitas.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat:
13)
ketaqwaanlah
yang mempengaruhi kedudukan seseorang dihadapan Allah, karena itu jangan mudah
menilai oranglain dengan kacamata yang lain, bisa jadi mereka yang baru belajar
islam lebih bertaqwa dibanding kita, Bisa jadi yang ilmunya baru sedikit lebih
mulia dihadapan Allah, bisa jadi yang
ibadahnya biasa biasa saja, bacaan alqurannya biasa biasa saja, sedekahnya
biasa biasa saja namun atas keseriusannya dalam menjalankan perintah dan
menjauhi larangan serta serius berupaya meraih ridho Allah menjadikannya sangat
mulia dan menjadi Istimewa dihadapan Allah.
Sahabatku
yang semoga Allah Rahmati,
Sebagaimana matahari pelan beranjak dari peraduannya, maka
bertahap pula manusia dalam berproses menuju ahli ibadah dan ahli ilmu. Maka ambillah
pelajaran penting ini,
* jangan berhenti ber proses untuk menjadi sholeh,
walaupun masih sedikit yang bisa kita lakukan.
* jangan mudah memandang rendah orang lain, bisa jadi ia
sedang berproses menjadi baik sementara kita belum berupaya menjadi baik.
Semoga yang sedikit ini membuat kita merenung, bahwa Allah
memberi kesempatan yang sama luasnya dengan yang lain dalam menggapai kemuliaan
dihadapanNya, aamiin.
Komentar
Posting Komentar