MELURUSKAN TAUHID
Andi
Abi Abdullah
Sahabatku
yang selalu menjaga tauhid,
Hal paling
mendasar dalam kita berislam adalah menjaga tauhid hanya mengakui Allah sebagai Tuhan yang
menguasai segala sesuatu, maha pemilik dan tidak ada kekuasaan apapun yang bisa
menjadikan, menentukan sesuatu tanpa seijin Allah.
Dalam berupaya
meraih sesuatu memang harus melakukan usaha atau ikhtiyar, namun hasil dari
usaha tersebut adalah karena pemberian atau ijin Allah, bukan semata mata
karena usaha kita. Maka menjadi tidak tepat apabila ketika telah mendapatkan
sesuatu yang telah diuahakan dengan keras kemudian kita bilang “ini atas usaha
keras saya” yang lebih tepat adalah “ini adalah pemberian Allah”.
Allah
dengan maha kuasanya, seringkali menunjukkan kepada kita KuasaNya dalam
berbagai peristiwa untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia, agar tauhidnya
lurus dan kuat, yakin bahwa Allah dengan kun
fayakun-nya mampu menjadikan apapun dan kapanpun, agar
kita makin taat kepadaNya.
Ingatlah
Peristiwa perang khondaq yang terkenal, strategi yang diusulkan oleh salman al
farizi memang cerdas, menghambat penyerangan kaum kafir qurais, namun
sesungguhnya yang mengalahkan kafir qurais adalah badai angin yang Allah
kirimkan. Disitulah Allah menunjukan kuasaNya sangat mudah bagi Allah
mengalahkan pasukan yang begitu besar.
Ingatlah
peristiwa Abrahah dengan pasukan gajahnya berencana menghancurkan ka’bah,
ketika sampai di pinggiran kota mekah dan telah merampas harta penduduk ka’bah
kemudian datanglah kakek Rasulullah (Abdul Muthalib )menemui abrahah,
Abrahah
berkata, “Katakan padanya apa kebutuhannya?”
Abdul
Muthalib berkata: “Kebutuhanku adalah agar engkau mengembalikan dua ratus ekor
unta yang diambil anak buah mu dariku”
Ketika
Abdul Muthalib mengatakan demikian, wajah Abrahah berubah, dan berkata “
sungguh aku merasa kagum ketika melihatmu, kemudian aku merasakan kehati-hatian
saat berbicara denganmu, apakah engkau berbicara denganku tentang dua ratus
ekor unta yang telah aku ambil, lalu engkau membiarkan rumah yang merupakan
simbol agamamu dan kakek-kakekmu, yang aku datang untuk menghancurkannya dan
kamu tidak menyinggungnya sama sekali?”
Abdul
Muthalib menjawab: “Aku adalah pemilik unta, sedangkan pemilik rumah itu adalah
Tuhan yang melindunginya.”Abrahah berkata: “Dia tidak akan mampu melindunginya
dariku.”
Lihatlah
bagaimana Abdul mutholib mengajarkan ilmu tauhid kepada kita, bahwa milik Allah
maka Allahlah yang akan menjaganya, kalaupun ada ikhtiyar dalam peristiwa itu
untuk melawan abrahah maka itu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan wujud pengakuan sebagai
hamba, namun tetap haqul yakin Allah yang akan memutuskan apakah bisa terjaga
atau tidak.
Dalam peristiwa
ini di kabarkan Allah Dalam Al Quran surat Al Fil:
“Apakah
kamu tidak memperhatikan bagimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka
‘bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang
terbakar, lalu Dia menjadihan mereka seperti daun yang dimakan (ulat).” (QS.
al-Fil: 1-5)
Allah
menunjukan kuasanya dengan mengirim burung yang menghancurkan pasukan abrahah.
Maha benar Allah dengan kekuasaannya.
Sahabatku
yang pandai mengambil hikmah,
Mari luruskan
kembali tauhid kita, perbaiki pemahaman dalam menghambakan diri kepada Allah, jangan
cemari dengan pemikiran seolah olah sukses hanya atas usaha kita, menjaga agama
seolah akan hancur bila tidak di bela.
Bahwa kita
harus berusaha itu benar, Allah perintahkan itu ketika kita mengharapkan
sesuatu,
bahwa
kita harus menjaga Agama Allah itu harus, namun sebagai bentuk pengakuan penghambaan
kepada Allah, sedang terjaganya agama , itu semua adalah kekuasaan Allah.
Semoga
dengan selalu berupaya menjaga tauhid agar tetap lurus menjadikan kita orang orang
yang di sayang dan di rahmati Allah , aamiin.
Komentar
Posting Komentar